Rabu 23 Oct 2019 22:55 WIB

Jejak Turki dan Muslim Cina dalam Islamisasi Korea Selatan

Islamisasi Korea Selatan berkat pedagang Cina Muslim dan Turki,

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Kemerlap kembang api akan warnai langit Seoul dengan digelarnya Hanwha Seoul International Fireworks Festival.
Foto: koreatimes
Kemerlap kembang api akan warnai langit Seoul dengan digelarnya Hanwha Seoul International Fireworks Festival.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Saat ini 150 ribu Muslim hidup di Korea Selatan baik warga asli maupun warga negara lain yang tinggal di Korea. Sebanyak 30 persen adalah warga Korea asli.  

Islam masuk ke Korea sekitar pertengahan hingga akhir abad ketujuh. Islam dibawa oleh pedagang Muslim yang melintasi kerajaan Tang di Cina dan menjalin komunikasi dengan Silla kerajaan di Korea.  

Baca Juga

Tahun 751 seorang jendral Cina keturunan Goguryeo Gao Xianzhi memimpin Perang Talas bersama dinasti Tang melawan khalifah Abbasiyah namun kalah. Namun sumber yang dapat dibuktikan menyatakan kehadiran Islam di Korea Selatan pada abad kesembilan saat Silla bersatu. 

Korea ketika itu kedatangan navigator dan pedagang Persia dan Arab. Menurut ahli Geografi Muslim Persia abad sembilan Ibnu Khordadbeh banyak dari mereka yang menetap di Korea dan mendirikan desa Muslim.  

Pemukim yang menetap di Korea banyak berasal dari Irak dan dipimpin oleh Hasan Raza. Bukti lain ditunjukkan dengan adanya komunitas Muslim timur tengah di Silla adalah patung-patung penjaga istana dengan karakteristik khas Persia.   

Pada 1154, Korea Selatan masuk dalam atlas dunia seorang ahli geografi Muhammad al-Idris,  Tabula Rogeriana. Peta dunia korea tertua, Kangnido menarik perhatiannya tentang wilayah barat dan geografi Islam.   

Menurut warga Korea setempat Muslim tiba di Semenanjug Korea tahun 1024 di kerajaan Goryeo. Sebanyak 100 orang tiba termasuk Hasan Raza sekitar bulan September tahun ke-15 saat raja Hyeonjong berkuasa di Goryeo. Kemudian 100 orang pedagang Muslim kembali tiba di tahun berkutnya.  

Perdagangan kedua negara berlanjut hingga abad ke 15. Mereka pun akhirnya banyak yang menetap di Korea terutama Muslim Timur dan Asia Tengah. Beberapa Muslim Hui dari Cina juga menetap di kerajaan Goryeo.  

Kontak dengan masyarakat Muslim terus berlanjut. Pada akhir periode Goryeo dibangunlah sebuah masjid di ibu kota Kaesong bernama Yekung. 

photo
Umat Muslim menjalankan ibadahnya di salah satu masjid di Kota Seoul, Korea.

Setelah penaklukan Mongol tahun 1270, Muslim masuk secara signifikan. Tapi selama berabad-abad kehadiran Islam tidak berdampak apapun terhadap warga Korea. Baru pada awal abad 20 Islam mengalami kebangkita kedua.  

Dengan aneksasi Jepang di Semenanjung Korea pada 1910, lebih dari satu juta orang Korea melarikan diri ke Cina dan mereka bertemu dengan komunitas Muslim Cina. Pada dekade berikutnya beberapa orang Korea masuk Islam dan akhirnya kembali setelah pembebasan negara tersebut tahun 1945. 

Perang Korea 1950-1953 adalah periode berikutnya dimana Islam mulai memiliki dampak nyata bagi masyarakat Korea. Setelah invasi Korea Utara, PBB memobilisasi sebuah kekuatan multinasional untuk membantu pertahanan Korea Selatan.  

Turki adalah salah satu negara yang menanggapi permintaan ini dan mengirim lebih dari 5.000 tentara. Bantuan Turki kemudian berpengaruh terhadap sikap Koera Selatan terhadap Turki dan Islam. 

Selain berperang melawan Korea Utara, tentara Turki juga banyak mengislamkan warga Korea. Bersama dengan Imam Abdulgafur Karaismailoglu yang mendampingi pasukan Turki dan juga Muslim korea pertama (mereka yang tinggal di Cina selama era penjajahan Jepang) membentuk Yayasan Komunitas Muslim Korea.    

Umat Muslim di Korea merupakan warga asli dan imigran. Muslim asli Korea berpendidikan tingg dan belajar di lua negeri terutama negara Islam. Mereka sangat aktif dalam menyebarkan Islam di masyarakat Korea dan menyediakan dukungan sosial bagi umat Muslim yang baru tiba. 

Sedangkan imigran Muslim biasanya adalah Arab Timur Tengah, bukan Arab tetapi dari Timur Tengah. Jumlah imigran Muslim baik legal dan ilegal tahun 2012 mencapai 113.266 orang.

 

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement