REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI— Beragam cara dilakukan untuk memperkokoh syiar keislaman di tengah masyarakat. Termasuk Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-40 tingkat Kota Sukabumi. Menariknya kegiatan ini justru berlangsung di kecamatan dan tidak dilakukan di pusat kota.
Pada 2019 ini MTQ digelar di Kompleks Pendidikan Islam Al Muawwanah Jalan Merdeka Kecamatan Lembursitu dan dibuka pada Rabu (23/10). Gelaran MTQ ini untuk memperkuat syiar keagamaan dan keislaman di tengah masyarakat.
''Alhamdulillah puji syukur bisa melaksanakan MTQ tingkat kota setelah sebelumnya digelar MTQ di setiap kecamatan telah dilaksanakan,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Dalam MTQ ini ada tujuh kecamatan yang menampilkan kafilah yang akan melaksanakan dan menunjukan syiar keagamaan dan syiar keislaman.
Dia mengatakan, istimewanya MTQ kali ini digandengkan dalam rangkaian Hari Santri Nasional. Selain itu MTQ tidak dilakukan di pusat kota lagi melainkan di wilayah agar semarak keagamaan terasa hingga daerah.
MTQ, terang Fahmi, ada tiga fungsi dan peran. Pertama peran sebagai evaluasi maknanya ini MTQ ke-40 dan menunjukkan dalam pelaksanaan cukup panjang 40 tahun harusnya dilakukan evaluasi dan dampak sosial kemasyarakatan termasuk keagamaan di Kota Sukabumi. Bukan sekadar seremonial atau rutinitas dilakukan setiap saat.
''Ketika paduan suara tadi membawakan Mars MTQ, saya teringat gebyar acara luar biasa pada waktu dulu karena digaungkan di tv dan jadi kebanggaan umat Islam,'' imbuh Fahmi. Hal ini menunjukkan ada MTQ menjadi syiar agama dan Islam semakin mengokohkan pribadi Muslim.
Kini, lanjut Fahmi, tinggal melihat konteks MTQ saat ini apakah meningkat atau datar saja membuat semangat atau biasa saja. Jangan sampai yang penting terlaksana dan MTQ harus menjadi ajang melakukan evaluasi.
Intinya, kata dia, secara syiar keagamaan dan keislaman berdampak pada sosial kemasyarakatan. Misalnya menunjukkan angka kriminalitasi turun karena MTQ mendorong peningkatan ketakwaan kepada Allah.
Kedua ungkap Fahmi, MTQ memiliki peran proses regenerasi. Di Sukabumi dikenal melahirkan tokoh pejuang tingkat internasional serta qari dan qariah berasal dari Sukabumi dan alim ulama banyak dari Sukabumi.
''Pertanyaannya sekarang berjalan atau tidak regenerasi?,'' kata dia mempertanyakan.
Menurut dia, Rregenerasi ini lahir dari proses pembinaan dan penilaian melahirkan ulama baru dan qari baru di tingkat provinsi hingga internasional.
Ketiga, MTQ memiliki peran kolaborasi dan silaturahmi tandanya camat, danramil, kapolsek dan kepala KUA serta alim ulama jalan berbarengan. Nilai kebersamaan persaudaraan dan persaudaraan muncul. Bahkan tahun ini dukungan dari berbagai sponsor dunia industri dan usaha berkolaborasi.
''Mari gebyarkan MTQ di tahun selanjutnya, bukan hanya jadi juara melainkan silaturahim, kolaborasi, dan kebersamaan serta peningkatan kualitas keimanan yang akan dituju,'' kata Fahmi.
Ketua Panitia Penyelenggara dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) sekaligus Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Sukabumi, Cecep Mansyur, mengatakan MTQ menjadi ajang meningkatkan ukhuwah Islamiyah di Kota Sukabumi.
Selain itu menumbuhkan motivasi seni baca tulis Alquran, membumikan nilai qurani dalam kehidupan sehari-hari dan menyiapkan qoriah untuk mengikuti even MTQ Jabar di Subang pada Maret 2020.
Jumlah peserta 406 peserta dari tujuh kecamatan. MTQ dk Lembursitu ini merupakan pelaksanaan MTQ yang ketiga kalinya digelar di wilayah kecamatan. Kali ini di Lembursitu selaku juara penyelenggara MTQ tingkat kecamatan terbaik pada 2018