Senin 21 Oct 2019 07:11 WIB

BMH Berdayakan Pengungsi Suriah di Perbatasan Turki

Para pengungsi Suriah itu mendapatkan bantuan mesin jahit dan tempat usaha.

Laznas BMH, Sahabat AL Aqsa dan Yayasan Sultan Al Fatih  melaksanakan pemberdayaan ekonomi pengungsi Suriah di wilayah Killis, Turki.
Foto: Dok BMH
Laznas BMH, Sahabat AL Aqsa dan Yayasan Sultan Al Fatih melaksanakan pemberdayaan ekonomi pengungsi Suriah di wilayah Killis, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Laznas Baitul Maal Hidayatullah  (BMH)  pada Jumat (18/10) membantu pengungsi Suriah di Turki untuk mandiri dengan program pemberdayaan ekonomi. BMH bekerja sama dengan Sahabat AL Aqsa dan Yayasan Sultan Al Fatih menyalurkan bantuan untuk menjalankan usaha konveksi dalam bentuk mesin jahit dan biaya sewa tempat usaha untuk para pengungsi Suriah di wilayah Killis, Turki, yang berbatasan langsung dengan Suriah.

Direktur Utama Laznas BMH, Marwan Mujahid mengungkapkan,  program bantuan untuk pemberdayaan pengungsi Suriah adalah bentuk tanggungjawab untuk menjadikan pengungsi Suriah lebih mandiri secara ekonomi. “Jadi bantuan kita tidak hanya untuk konsumtif, tapi juga untuk kemandirian ekonomi pengungsi Suriah” ujar Marwan  dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (21/10).

Ia menambahkan, saat ini, pemberdayaan pengungsi Suriah dalam bentuk konveksi telah berjalan dengan keberadaan sekitar 20-an mesin jahit, mesin obras dengan menyewa sebuah rumah untuk usaha tersebut. Selain melayani order baju seragam, jaket, program tersebut juga menyelenggarakan kursus menjahit untuk ibu-ibu pengungsi Suriah. 

photo
Direktur Utama Laznas BMH, Marwan Mujahidin menunjukkan salah satu baju hasil usaha konveksi pengungsi Suriah di wilayah Killis, Turki.

Abdul Ghoni dari Yayasan Fatih mengungkapkan,   ibu-ibu yang sudah mahir dalam kursus menjahit akan mendapatkan sertifikat.  “Kemudian mereka dibekali mesin jahit untuk dapat menjahit di masing-masing tempat mereka, dan  hasil jahitannya dikumpulkan di tempat usaha  tersebut,” tuturnya.

Saat ini usaha menjahit tersebut menunjukkan perkembangan yang bagus. “Mereka  sudah melayani permintaan dari masyarakat di wilayah Killis, dan  juga mendapat permintaan dari negara lain seperti Yordania,” ungkap Abdul Ghoni.

 “Kita berharap program usaha tersebut terus dikembangkan dan dapat mendorong pertumbuhan dan kemandirian ekonomi para pengungsi Suriah,” kata Marwan Mujahidin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement