Sabtu 19 Oct 2019 16:46 WIB

Ada 250 Aplikasi Alquran di Tahun 2018

Sebanyak 57 di antaranya dibuat oleh pengembang dalam negeri.

Sejumlah warga membaca Alquran digital Quran Best di gawainya usai acara Peluncuran aplikasi Quran Best di Masjid Al Ukhuwah, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Rabu (8/5).
Foto: Abdan Syakura
Sejumlah warga membaca Alquran digital Quran Best di gawainya usai acara Peluncuran aplikasi Quran Best di Masjid Al Ukhuwah, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Rabu (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyeruaknya fenomena tahsin online berbarengan dengan banyaknya aplikasi Alquran yang tersebar, baik di Google Play maupun App Store. Kepala Bidang Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) Deni Hudaeny Ahmad Arifin menyatakan, pihaknya sudah menginventarisasi aplikasi mushaf Alquran secara online.

Menurut dia, sebagian besar pengembang aplikasi tersebut dari luar negeri. Mereka tidak menggunakan mushaf Alquran standar Indonesia. "Kalau pengembangnya dari dalam negeri dan menggunakan mushaf Alquran standar Indonesia, harus melalui proses tashih," ungkap Deni

Walau demikian, ia menambahkan, sesuai aturan, semua pengembang aplikasi Alquran seharusnya mendaftar ke Kemenag. Sebab, setiap mushaf Alquran yang akan diterbitkan serta di edarkan di Tanah Air harus medapatkan surat tanda tashih.

Deni menyebutkan, hasil inventarisasi pada 2018, ada sekitar 250 aplikasi Alquran yang beredar. Sebanyak 57 di antaranya dibuat oleh pengembang dalam negeri."Data di atas bisa jadi sudah bertambah. Ini karena sangat dinamis sekali," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement