REPUBLIKA.CO.ID, PELALAWAN -- Mualaf Center Baznas bersama Baznas Provinsi Riau dan Baznas Kabupaten Pelalawan pekan lalu meresmikan program pembinaan dan pendampingan untuk para mualaf dan masyarakat Suku Akit di Pulau Mendol. Pulau Mendol adalah pulau terluar Kecamatan Kuala Kampar, Kababupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Acara peresmian tersebut dihadiri oleh komisioner Baznas Provinsi Riau, ketua Baznas Kabupaten Pelalawan, senior officer Bidang Dakwah dan Advokasi Baznas RI, sekretaris Kecamatan Kuala Kampar, kepala Pelabuhan Kecamatan Kuala Kampar, KUA Kecamtan Kuala Kampar, Penyuluh Agama Kecamatan Kuala Kampar, Ketua MDI (Majelis Dakwah Islam) Kecamatan Kuala Kampar, pembinaan masyarakat Polsek Kuala Kecamatan Kampar serta para mualaf binaan Mualaf Center Baznas (MCB).
“Sinergitas dakwah antarelemen sangat diperlukan untuk keberhasilan dakwah secara menyeluruh, khususnya di Pulau Mendol, Kecamatan Kuala Kampar. Kami berharap kehadiran MCB di Pulau Mendol disambut dengan baik dan kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat di Pulau ini,” ujar Miqdam Awwali Hasri, senior officer Bidang Dakwah dan Advokasi Baznas RI dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/10).
Suku Akit merupakan suku asli Pulau Mendol atau Pulau Penyalai. Suku Akit atau atau Suku Asli (sebutan masyarakat setempat) merupakan suku yang memiliki kebiasaan hidup di laut dan berpindah dari satu daerah pesisir ke daerah lainnya untuk membawa perbekalan selama di laut. Makanan khas penduduk sekitar adalah babi panggang. Kebiasaan memanggang babi atau menyalai babi inilah yang menjadi latar belakang sebutan Pulau Penyalai.
Manajer Program Mualaf Center Baznas, Muhammad Hadiyan Abshar mengatakan, program pembinaan MCB telah berlangsung selama satu bulan. Jumlah binaan sebanyak 75 Kepala Keluarga (KK). Selain program pembinaan, Dai MCB yang diterjunkan juga akan membantu mengadvokasi permasalahan masyarakat di Pedalaman Pulau Mendol.
“Pembinaan dan pendampingan bagi para mualaf khususnya yang berada di wilayah pedalaman perlu dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Karena sebagian besar dari mereka masih sangat minim dalam memahami keislaman, oleh karena itu Mualaf Center Baznas hadir untuk menjadi solusi dari permasalahan tersebut,” ujarnya.
Pembinaan dan pendampingan secara kontinue diharapkan memudahkan para mualaf dalam memahami dan memaknai ajaran-ajaran tentang Islam sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Para mualaf diajarkan tentang aqidah dan ibadah praktis, khususnya tata cara wudhu dan salat,” jelas Rendi Saputra, Dai MCB yang diterjunkan di Pulau Mendol.
Selain itu, mereka juga diajarkan belajar membaca Alquran dengan menggunakan metode Iqra, sehingga diharapkan para mualaf mampu membaca Alquran dengan baik dan benar.
“Program Pembinaan mualau di Pulau Mendol ini diharapkan mampu melahirkan muslim dan muslimah kaffah, serta menggelorakan kembali geliat dakwah pedalaman di pulau terujung Kuala Kampar,” kata Rendi Saputra.