Ahad 13 Oct 2019 16:08 WIB

MUI Luncurkan Aplikasi Dakwah MUI di Rakernas

Dai diberi kemudahan akses informasi tentang problematika dakwah di daerah

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Dakwah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID,  LOMBOK TENGAH -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meluncurkan Aplikasi Dakwah MUI dalam perhelatan Rapat Kerja Nasional (Rakermas) V MUI yang diselenggarakan di kawasan Mandalika Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, Sabtu (12/10 kemarin. Aplikasi ini diluncurkan secara resmi oleh ketua Komisi Dakwah dan Pengembamgan Masyarakat MUI Pusat, KH. M. Cholill Nafis.

Cholil mengatakan, pembuatan aplikasi yang dapat diakses di Android tersebut sebagai jawaban untuk efektifitas dakwah di era millenial ini. Dengan aplikasi ini, kata dia, para dai diberi kemudahan akses informasi tentang problematika dakwah di daerah yang akan didakwahinya.

Baca Juga

"Dengan aplikasi ini para dai juga dapat mengakses panduan-panduan dakwah MUI, bahan ceramah, fatwa dan produk MUI, dan masyarakat akan dapat dengan mudah mengakses dai-dai yang sudah mendapat rekomendasi MUI (dai bersertifikat," ujar Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Ahad (13/10).

Aplikasi ini, kata Cholil, juga akan memudahkan masyarakat mengetahui waktu shalat, cara membayar zakat, menemukan masjid, restoran halal, data-data keumatan, keberadaan kantor MUI dan ormas Islam lainnya. "Juga disisipkan program Alquran untuk memudahkan masyarakat yang akan membaca Alquran di mana saja berada," ucapnya.

Menurut Kiai Cholil, aplikasi ini merupakan upaya memudahkan dalam genggaman dengan metode berdakwah untuk menjawab problematika sosial di era millenial. Dengan aplikasi ini, kata dia, para dai mendapat panduan berdakwah dari lembaga resmi keagamaan di Indonesia untuk penyiapan materi.

"Bagi masyarakat umum juga mendapat tuntunan dalam beribadah dan mengakses kebutuhan makanan, minuman, kosmetik dan wisata halal dari lembaga otoritatif,"  katanya.

Kiai Cholil menjelaskan, dakwah di era digital ini memerlukan penyesuaian dengan perkembangan teknologi agar dakwah semakin efektif. Sebab, menurut dia, objek dakwah saat ini adalah kaum millenial, yaitu mereka yang lahir kurun waktu tahun 1980 sampai 2000. 

"Dakwah di era milenial ini harus menggunakan metode yang tepat. Apalagi, generasi millenial memiliki karakter tersendiri karena dekatnya mereka dengan teknologi informasi, yaitu gedget yang tersambung dengan internet," ucap dia.

Perlu diketahui juga, engguna smartphone Indonesia saat ini juga bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang.

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ada 171,17 juta pengguna internet Indonesia pada 2018 lalu. Bila berbicara segi umur, maka pengguna internet tersebut dikuasi oleh milenial. "Untuk respons perkembangan itulah Komisi Dakwah MUI pusat meluncurkan aplikasi dakwah MUI ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement