REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meresmikan program balai ternak di Desa Kertosono, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Jumat (11/10). Balai ternak tersebut untuk membantu para peternak kecil yang termasuk dalam golongan mustahik.
Anggota Baznas, KH Masdar Farid Mas'udi menyampaikan, balai ternak merupakan salah satu program pemberdayaan yang menggunakan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS). Dana ZIS tersebut bersumber dari para donatur yang disalurkan ke Baznas untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak kecil.
"Program balai ternak ini memadukan konsep pembibitan dan penggemukan ternak dengan pemberdayaan masyarakat petani dan peternak kecil," kata KH Masdar melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Sabtu (12/10).
Ia menyampaikan, balai ternak di Gresik ini adalah program kedelapan Baznas yang sudah tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Balai ternak di Gresik dikelola oleh dua kelompok ternak di Desa Bangeran, Kecamatan Dukun dan Desa Kertosono, Kecamatan Sidayu.
"Manfaat balai ternak di Gresik sudah dirasakan manfaatnya oleh 35 keluarga. Penerima manfaat merupakan warga miskin yang terverifikasi Studi Kelayakan Peternak Mustahik (SKPM)," jelasnya.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik mengatakan, kelompok ternak terbentuk setelah dilakukan Pelatihan Dasar Kelompok (PDP). PDP diikuti oleh semua calon anggota kelompok. Kelompok inilah yang akan menaungi para peternak penerima manfaat program balai ternak.
"Jumlah ternak yang sudah disalurkan ke balai ternak sebanyak 329 ekor kambing yang terdiri atas pejantan, induk dan bakalan. Dari hasil budidaya ini diharapkan selama pemeliharaan dua tahun dapat menghasilkan anak minimal 588 ekor," ujarnya.
Baznas memberikan aset produktif berupa ternak domba, kambing dan sapi untuk dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh para mustahik. Baznas juga aktif melakukan pendampingan secara intensif minimal dua tahun kepada mereka yang penerima manfaat.
Pendamping tinggal di lokasi program bersama para peternak. Sehari-hari para pendamping akan menjadi motivator, fasilitator dan mediator untuk mengembangkan masyarakat. Sehingga masyarakat mendapat ilmu teknis beternak, kelembagaan, organisasi, mental spiritual dan pengembangan agribisnis.
"Dengan adanya pendampingan tersebut, ditargetkan bisa mewujudkan kemandirian masyarakat dari tiga sisi yakni kemandirian ekonomi, kemandirian kelembagaan dan kemandirian spiritual," jelas Irfan.
Pengembangan usaha kelompok ternak dari hulu hingga ke hilir melalui penjualan bakalan setiap tiga bulan sekali. Selain itu dilakukan penjualan sate, katering, pakan ternak, kompos dan pupuk cair. Juga penjualan produk olahan hasil ternak seperti bakso, rendang, dendeng, abon dan sosis.