Jumat 11 Oct 2019 19:49 WIB

IAIN Pontianak Kampanyekan Kerukunan ke SMA Kristen

Kampanya bentuk upaya merawat harmoni antaragama.

Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)
Foto: www.cathnewsindonesia.com
Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK— Prodi Studi Agama-Agama Institut Agama Islam Negeri Pontianak menggelar sosialisasi mengenai kerukunan antarumat beragama kepada para siswa di SMA Kristen Abdi Wacana di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

Kepala Sekolah SMA Kristen, Abdi Wacana Ida, di Pontianak, Jumat (11/10) Mengapresiasi sosialisasi tersebut, karena baginya membangun sebuah toleransi perlu diajarkan dari sejak dini.

Baca Juga

"Saya sangat senang dan mengapresiasi kegiatan ini, karena membangun sebuah harmonisasi atau toleransi perlu sejak dari dini. Pertama mulai dari keluarga, lingkungan atau sekolah dan masyarakat besar atau tempat kita kerja," ujarnya.

Pelopor penggerak kerukunan, Yuliantono, menjelaskan membentuk rasa toleransi itu perlu pembinaan yang dimulai dari dalam diri pribadi.

"Mengapa perlu sebuah rasa toleransi? Karena hidup ini penuh dengan perbedaan. Kita contohkan saja dengan jari tangan kita, ini terlihat indah karena bentuk dan panjangnya itu tidak sama, bayangkan kalau jari tangan kita itu jari jempol semua, maka akan terlihat aneh bukan? Oleh karena itu toleransi ada itu karena adanya perbedaan dan perbedaan itu sangatlah indah," kata dia.

Dia menambahkan bahwa dalam mewujudkan harmonisasi dan sikap toleransi adalah dengan cara pengenalan karakter dari lingkungan sekitar.

"Karena setiap agama memiliki kaidah masing-masing, dengan satu tujuan yaitu mengantar pada kebaikan. Apapun agamanya, maka kita kembali pada Pancasila. Tidak penting agamamu, yang terpenting adalah lakukan kebaikan kepada orang lain," katanya. 

Ketua Forum Jurusan Studi Agama-Agama, Alan, mengatakan tujuan digelarnya kegiatan tersebut adalah untuk menjaga kerukunan antaragama, mengingat Indonesia, khususnya Kalbar sendiri, memiliki banyak agama.

"Mengingat hari ini kerukunan dan harmonisasi di Kalbar sendiri terkadang sulit untuk dilakukan, hal itu terjadi karena ada beberapa faktor pastinya di antaranya adalah karena faktor ekonomi, politik, dan sebagainya. Oleh karena itu, SAA hadir untuk mewujudkan rasa toleransi agar Indonesia damai dan tidak ada perpecahan atau saling menjelekan agama lain," kata dia.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement