REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sebuah masjid di distrik Amsterdam Nieuw West di kota Amsterdam, Belanda, berencana untuk mengumandangkan azan dengan menggunakan pengeras suara. Pusat kebudayaan dan Masjid Blauwe di distrik tersebut hendak menjadi yang pertama di ibu kota Belanda itu, untuk menyerukan adzan dengan pengeras suara.
Masjid Blauwe berharap, seruan azan tersebut akan membantu menormalisasikan Islam di Kota Amsterdam. Pihak masjid telah menyusun rencana untuk menggelar pertemuan dengan warga setempat pada 20 Oktober mendatang untuk membahas ide tersebut.
Namun demikian, rencana masjid tersebut telah menuai berbagai komentar di media sosial. Parlemen dari partai PVV, partai sayap kanan yang juga anti-Islam di Belanda, juga mengajukan pertanyaan terhadap rencana adzan dengan pengeras suara itu.
Sementara itu, Imam masjid Yassin Elforkani mengatakan bahwa ia telah memperkirakan akan adanya kritikan seperti itu. Menurut dia, pihaknya tidak mencoba untuk memprovokasi, melainkan mencoba untuk menormalkan tradisi Islam.
"Orang-orang menghubungkan kata 'Allahu akbar' dengan kekerasan dan kesulitan lantaran terorisme internasional, tapi banyak pengunjung ke masjid kami mengalaminya sebagai sebuah bantuan meditasi. Adzan dapat berkontribusi pada Islam, yang akhirnya dianggap normal di Belanda," kata Elforkani kepada harian berita The Parool, dilansir di DutchNews, nl, Kamis (10/10).
The Parool menyebutkan, bahwa adzan dalam Islam memiliki status hukum yang sama dengan lonceng gereja. Dikatakan, bahwa dewan kota memiliki wewenang untuk menentukan batasan.
Di kota Leerdam, misalnya, masjid setempat diizinkan untuk mengumandangkan adzan selama empat menit pada hari Jumat. Sedangkan kumandang azan harian, seperti yang dilakukan oleh Masjid Ulu di Utrecht, sangat jarang terjadi di Belanda.