Rabu 09 Oct 2019 21:16 WIB

Misi Penting Kapal Indonesia Damai

Sebanyak 60 siswa Madrasah, SMA dan SMK bersama 20 guru pendamping berlayar di KID

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Gedung Kemenag
Foto: dok. Republika
Gedung Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan membuat program Kapal Indonesia Damai (KID) yang berlayar dari Tanjung Priok Jakarta ke Tanjung Perak Surabaya pada 30 Juli - 3 Agustus 2019. KID membawa puluhan anak-anak yang membawa misi penting yakni Indonesia damai.

Kabid Pendidikan Agama dan Pendidikan Tinggi Keagamaan di Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag, Huriyudin menyampaikan, sebanyak 60 siswa Madrasah, SMA dan SMK bersama 20 guru pendamping berlayar bersama KID. Puluhan siswa itu berasal dari berbagai agama di antaranya Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Buddha.

"Siswa Madrasah, SMA dan SMK dari Provinsi Banten, Jakarta dan Jawa Barat itu melakukan diskusi, dialog dan seminar lintas agama selama di atas Kapal Indonesia Damai," kata Huriyudin kepada Republika, Rabu (9/10).

Ia menyampaikan, KID mengusung tema 'Yakin Toleran' artinya terhadap kepercayaan masing-masing harus yakin. Tapi pada saat yang bersamaan harus memberikan ruang pada orang lain yang berbeda keyakinan.

Melalui KID, peserta ingin diajak menyadari bahwa keragaman adalah sunnatullahu dan tidak bisa ditolak. Maka harus berdamai dengan keragaman itu. Semakin tinggi keyakinan seseorang terhadap agamanya, maka akan semakin tinggi tingkat toleransinya.

Program KID ada kaitannya dengan The 1st Internasional Conference on Religion and Education (INCRE) yang diselenggarakan Badan Litbang dan Diklat Kemenag pada 8-10 Oktober 2019. Pada ajang INCRE para intelektual mengembangkan gagasan dan pemikiran tentang keagamaan dan pendidikan. Sementara KID adalah praktik pendidikan berbasis keagamaan yang damai dan toleran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement