Senin 07 Oct 2019 04:04 WIB

Qami Ath Thughyan, Kitab Ringkas Mempelajari Cabang Iman

Kitab Qami ath Thughyan menjelaskan tentang iman yang memiliki cabang sebanyak 77.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --- Qami ath Thughyan merupakan salah satu dari sekian banyak kitab karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani atau yang dikenal Syekh Nawawi Banten. Kitab Qami ath Thughyan menjadi kitab yang umum dipelajari di pesantren-pesantren. Sebab pada kitab ini terdapat pelajaran penting untuk mempertebal keimanan seseorang.

Kitab Qami ath Thughyan menjelaskan tentang iman yang memiliki cabang sebanyak 77 cabang. Cabang-cabang iman itu pun perlu diketahui dan dipelajari oleh setiap muslim. Sehingga dapat menjadi seorang mukmin yang sejati.

Pada setiap cabang merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh setiap orang yang mengaku beriman. Jika 77 pekerjaan itu dilakukan maka sempurnalah keimanan seseorang itu. Namun sebaliknya, bila terdapat yang ditinggalkan maka berkurang lah keimanan seseorang itu.

Kitab Qami ath Thugyan ini pun diulas dalam pembahasan yang ringkas dan mudah dipahami. Sejatinya kitab Qami ath Tughyan ini merupakan ulasan dari kitab Syu’ab al Iman karya Syekh Zainuddin bin Ali.

Dalam bait syair pertama dalam kitab ini, Syekh Nawawi Banten menjelaskan cabang iman iman itu dimulai dari beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab, para Nabi dan beriman pada kerusakan seluruh alam semesta pada hari kiamat.

Selain itu beriman kepada kebangkitan orang mati, beriman kepada qadar, hari kebangkitan, dan mencintai Allah. Serta termasuk cabang iman yakni takut kepada siksa Allah, mengharap rahmat Allah, tawakal, mencintai nabi Muhammad, serta mengagungkan nabi Muhammad.

Syekh Nawawi pun menuliskan diantaran cabang iman itu adalah mencari ilmu, berbuat baik kepada orang tua, dan silaturahim. Kitab Qami ath Thughyan ini dapat pula dibaca kitab terjemahannya yang ditulis oleh KH Achmad Masduqi Machfudh Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Huda, Malang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement