REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada masa kejayaan Islam di Spanyol, beragam teknologi bermunculan. Hal itu ditopang oleh pesatnya industri dan ilmu pengetahuan. Teknologi kincir air dan angin digunakan untuk pabrik kertas, pabrik baja, dan pabrik-pabrik pangan. Selain itu, teknologi bendungan serta pengatur air untuk irigasi juga muncul di peradaban Spanyol Muslim.
Di Spanyol Islam pula, Abbas Ibnu Firnas menemukan cikal-bakal pesawat terbang dan parasut. Teknologi kedirgantaraan di Andalusia itu dikenal sebagai yang pertama di dunia. Ia menjadi inspirator bahwa manusia bisa terbang menjelajahi angkasa.
Abbas Ibnu Firnas (810-887) Ia adalah ahli matematika dan astronom terkemuka di zaman kekuasaan Kekhalifahan Umayyah Spanyol. Ibnu Firnas mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di istana Khalifah Umayyah yang berpusat di kota Cordoba. Dalam bidang astronomi, Ibnu Firnas berhasil menciptakan tabel astronomi lokal, mengelola observatorium, dan mendesain sebuah jam air.
Sejarah dunia mencatatnya sebagai perintis di dunia kedirgantaraan. Ia adalah manusia pertama dalam sejarah manusia yang mencoba untuk melakukan penerbangan. Berkat uji coba yang dilakukannya pada 875 M, peradaban modern menyadari bahwa dengan teknologi, manusia bisa terbang menjelajahi angkasa. Sekitar 10 abad kemudian, peradaban Barat mulai mencobanya.
Abu Al-Qasim Al-Zahrawi (936-1013) Abulcasis. Begitu peradaban Barat biasa menyebut dokter Muslim legendaris asal Cordoba ini. Nama lengkapnya adalah Abu Al- Qasim Al-Zahrawi. Ia adalah dokter bedah terkemuka di Cordoba. Kontribusinya bagi pengembangan dunia kedokteran, khususnya ilmu bedah sungguh tak ternilai. Ia dikenal sebagai peletak dasar-dasar teknik ilmu bedah modern.
Al-Zahrawi pun mampu menciptakan peralatan bedah sendiri. Beberapa alat bedah yang diciptakannya hingga kini masih digunakan. Semua pemikirannya dalam ilmu kedokteran dituangkan dalam kitab Al-Tasrif. Inilah ensiklopedia kedokteran terbesar. Karyanya itu lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi rujukan para dokter di dunia Barat.
Abu Ishaq Al-Zarqali (1028-1087) Dia adalah ahli matematika dan astronom termasyhur dari Toledo, Spanyol Islam. Tabel Toledo merupakan salah satu kontribusinya yang sangat terkenal dalam bidang astronomi. Ia turut meluruskan data geografis Ptolemeus, salah satunya adalah panjang Laut Mediteranian. Ia pun sukses menciptakan peralatan astronomi yang akurat.
Al-Zarqali juga mampu menciptakan sebuah astrolabe, alat astronomi yang baru berbentuk flat bernama Al-Safiha. Arzachel, begitu orang Barat menyebutnya, juga menciptakan sebuah jam air. Jam air itu mampu menentukan jam pada siang dan malam hari.
Ali Ibnu Hazm (994-1064) Ia terlahir sebagai anak salah seorang pejabat di Kekhalifahan Umayyah Cordoba. Setelah pamor Dinasti Umayyah mulai terbenam, Ibnu Hazm memosisikan dirinya sebagai ilmuwan yang independen. Tak kurang dari 400 judul buku telah ditulisnya. Salah satu yang terkenal berjudul Tawq al-Hamamah (The Dove's Necklace), sebuah kompilasi anekdot, observasi, dan puisi tentang cinta.
Hakam II (914-976) Sejatinya, dia adalah seorang Khalifah Umayyah. Namun, ia begitu cinta pada ilmu pengetahuan. Dia membangun sebuah perpustakaan raksasa di Cordoba. Koleksi bukunya mencapai 400 ribu judul dari berbagai negara Muslim. Ia mendukung penerjemahan karya-karya berbahasa Yunani. Pada masa pemerintahannya, dibangun sarana irigasi untuk pengembangan pertanian. Ia juga mendukung perluasan Masjid Cordoba.