REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam dan qari asal Kuwait Syekh Misyari Rasyid Al'afasy tiba di JCC Senayan, Jakarta, pada Ahad (29/9) sore. Kedatangannya untuk menghadiri agenda bertema "Cahaya Alquran, Meraih Hidayah Ar-Rahman" yang digelar AQL Islamic Center bersama Maskanul Huffadz.
Misyari kemudian menjadi imam pada shalat Isya di JCC Senayan untuk ratusan jamaah yang menghadiri acara. Selepas shalat Isya, dia memimpin pembacaan doa. Di samping itu jamaah antusias dengan kedatangannya. Sehingga banyak yang memfoto dirinya.
AQL Islamic Center bersama Maskanul Huffadz menggelar agenda bertema "Cahaya Alquran, Meraih Hidayah Ar-Rahman" di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (29/9). Acara ini dihadiri pembicara utama yakni imam/hafiz/qari asal Kuwait Misyari Rasyid Al'afasy (atau biasa ditulis Syekh Mishari Rashid Alafasy) .
Sejumlah influencer Muslim juga turut hadir. Di antaranya adalah Ria Ricis, Salim Bahanan, Muzammil Hasballah, dan Utsman Baco. Dalam kesempatan itu, Muzammil mengakui bahwa semua yang hadir pada agenda ini tentu ingin bertemu dengan Syekh Misyari Rasyid.
"Tentunya semua yang hadir di sini itu menunggu kedatangan Syekh Misyari. Setahu saya Syekh Misyari pertama kali datang ke Indonesia. Tapi kenapa kita ingin bertemu? Sebetulnya bukan karena Syekh Misyari-nya, tapi karena Alqurannya," tutur dia dalam acara tersebut.
Bahkan, lanjut Muzammil, teman-temannya dari Bandung juga ikut hadir. "Teman saya, para hafiz Alquran yang hafalannya siang malam di-muroja'ah, masya Allah. Semua di sini ingin mendapatkan inspirasi Alquran, karena Alquran itu mulia," tambahnya.
Muzammil menyampaikan, semua yang berkaitan dengan Alquran, Allah muliakan. Misalnya, malam turunnya Alquran bernama lailatur qodar. Alquran turun di hari Jumat, maka disebut sayyidul ayyam.
"Turun di bulan Ramadhan, (jadi) bulan paling mulia. Turun di madinah dan Makkah, dua tempat itu jadi tempat paling mulia di muka bumi oleh Allah. Allah berikan kepada Nabi Muhammad, menjadi manusia paling mulia," paparnya.
Muzammil juga menuturkan bahwa belajar agama itu haruslah kepada ahlinya atau ulama. "Meski dipanggil ustaz tapi saya enggak mau dipanggil ustaz. Karena saya ini bukan ustaz. kalau di Indonesia, ustaz itu seperti ulama, kalau ditanya harus tahu, maka saya kurang nyaman dipanggil ustaz. Panggilnya apa sajalah, boleh mas, bang, boleh kang," tuturnya.
Sementara itu, Ria Ricis mengungkapkan bahwa dirinya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. "Untuk apa punya follower kalau enggak bermanfaat untuk orang lain. Ricis ingin sekali menyucikan harta. Karena itu enggak akan buat kita miskin. Membantu sesama tidak akan membuat miskin," ungkapnya.