REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang remaja Muslim yang bermain untuk tim nasional squash Amerika Serikat (AS), Fatima Abdelrahman (13 tahun), dipaksa melepas jilbabnya di depan umum sebelum naik pesawat Air Canada. Ia disuruh membuka jilbabnya oleh petugas maskapai di Bandara Internasional San Francisco, walaupun sudah melalui pemeriksaan keamanan.
"Itu menyakitkan. Rasanya seperti saya terasing dari rekan satu tim saya. Mereka semua lolos," kata Fatima kepada KTVU, dilansir laman Independent, Rabu (25/9).
"Saya takut. Saya khawatir. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Melepas jilbab saya tidak sama dengan melepas pakaian apa pun lainnya, itu seperti melepas anggota badan. Itu bagian dari saya. Itu bagian dari siapa saya," ucap gadis yang kini berusia 13 tahun tersebut.
Fatima disuruh melepas jilbab sebelum naik pesawat ke Toronto karena ia tidak mengenakan jilbab di foto paspornya. Saat kejadian pada 1 Agustus lalu itu, ia masih berusia 12 tahun.
Dalam surat yang dikirim ke Air Canada, Council on American-Islamic Relations mengklaim bahwa Fatima telah menanyakan kemungkinan dia bisa melepas jilbabnya hanya di depan para staf perempuan. Namun, permintaan itu ditolak. Dia tetap disuruh untuk menanggalkan jilbabnya di sebuah terowongan, di depan penumpang lain dan rekan satu timnya.
Menurut Council on American-Islamic Relations, Air Canada telah melanggar peraturan federal dan hukum negara dengan memperlakukan penumpangnya seperti itu, Atas kejadian tersebut, Majelis menuntut agar Air Canada memberikan kompensasi finansial, permintaan maaf secara tertulis, dan menjatuhkan sanksi kepada staf yang terlibat.
Saudara perempuan Fatima, Sabreen Abdelrahman, melayangkan protesnya kepada Air Canada melalui Twitter.
"Tolong jelaskan mengapa Anda menarik saudara perempuan saya yang berusia 12 tahun untuk penerbangan 758 membuatnya melepas jilbabnya di pintu gerbang, setelah dia melewati keamanan?" cicitnya.
"Terima kasih telah merusak pengalamannya sebagai pemain squash tim nasional AS pertama yang berhijab dan pertama kali bepergian sendirian," ujar Sabreen.
Menanggapi cicitan dari saudara Abdelrahman, Air Canada hanya mengungkapkan sebaris kalimat.
"Halo Sabreen, kami benar-benar menyesal mendengar tentang situasi ini dan kami tentu memahami keprihatinan Anda," tulis Air Canada.
Insiden tersebut juga sampai ke kuping perwakilan Partai Demokrat dari Minnesota, Ilhan Omar. Ia mengecam Air Canada seraya memberikan simpatinya kepada Fatima yang disebutnya sebagai adik.
"Ini tidak dapat diterima! Sulit membayangkan betapa traumatisnya ini bagi dia dan orang tuanya. Dalam solidaritas bersamamu, saudari kecil," cicit Omar yang memiliki 1,6 juta pengikut di Twitter.