Senin 23 Sep 2019 23:43 WIB

Merawat Optimisme

Manusia itu kadang dihinggapi rasa takut dengan gelap, gagal, dan ketakmampuan.

Ilustrasi Takwa
Foto: Mgrol120
Ilustrasi Takwa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Iu Rusliana

Manusia itu kadang dihinggapi rasa takut dengan gelap, gagal, dan ketakmampuan. Telah lupa bahwa hakikatnya memang kita ini lemah dan tak memiliki kesanggupan. Tugas manusia hanya memperjuangkan sekuat jiwa dan ba dan. Jalan terang, sukses, dan men capai kehebatan sepenuhnya karena Tuhan sebagai pemberi kekuatan.

Ingatlah, orang beriman selalu optimistis, tak ada ruang pesimistis dalam hatinya. Apabila menghadapi kesulitan, dipahami sebagai latihan untuk naik kelas ke level yang se makin tinggi tingkatannya. Diper hati kan nya waktu, kondisi jiwa, dijaganya anggota badan agar jangan sampai terucap kalimat yang tak pantas atau bersikap di luar batas.

Yakin sepenuh hati, Allah SWT Maha Pemurah. Mintalah selalu kepada Yang Mahakuasa. "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah." (QS an-Nisa: 28). Sesungguhnya Allah SWT tidak akan memberikan ujian kepada seseorang melebihi kadar kemampuannya. Telah disiapkan kemudahan bersamaan dengan datangnya kesulitan. "Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." (QS al-Insyirah: 5-6).

Seberat apa pun penderitaan hidup, rawatlah optimisme untuk meraih rahmat-Nya. Berharaplah tiada henti mendapatkan kemurahan Allah Yang Maha Pengasih. Sikap men tal demikian itu akan mengantar kan pada kebahagiaan hidup yang dicita-citakan. Berputus asa dari rah mat-Nya akan menjadikan diri men jadi pribadi yang pesimistis, gamang, dan pecundang dalam menjalani kehidupan.

Jangan sempitkan peluang dan ke sempatan karena tak ada yang tak mungkin bagi Allah SWT. Bergantung dan memo honlah selalu kepada-Nya. Memohon kepada Allah SWT berarti kita mengakui kekuasaan-Nya yang tak terbatas dalam melindungi manusia dari segala mara bahaya. Tidak ada ketundukan dan penyerah an diri kecuali hanya kepada-Nya.

Sesungguhnya Allah SWT mencintai manusia yang memohon dan meminta hanya kepada-Nya. Sebaliknya, Allah sangat membenci orang yang meminta selain kepada- Nya. Ibn Atha'illah al-Sakandari berkata, "Sesungguhnya cukuplah ketaatanmu menjadi jalan ridha Allah kepadamu. Ketika engkau menyam paikan permohonanmu kepada Allah, yakinlah bahwa Dia akan mengabul kan permohonanmu itu."

Apabila meminta tolong kepada Allah SWT, Dia Mahakuasa, sangat dekat, dan menyukai hamba-Nya yang rajin berdoa. Firman-Nya," Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu." (QS al- Mu'min: 60). Wallahu a'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement