Senin 23 Sep 2019 17:32 WIB

Ngaji Sains Semarakkan Konsolidasi Organisasi PCINU Inggris

Ngaji sains upaya membekali kader-kader PCINU Inggris.

Ngaji Sains dan Teknologi sekaligus konsolidasi PCINU Inggris
Foto: Dok Istimewa
Ngaji Sains dan Teknologi sekaligus konsolidasi PCINU Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHAMPTON— Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Inggris (PCINU UK), menyelenggarakan ngaji sains dan teknologi pada Ahad (22/09/2019) di Medina Central Mosque, Southampton, Inggris. Agenda ngaji sains teknologi sekaligus konsolidasi organisasi ini, dihadiri kader-kader Nahdlatul Ulama UK yang datang dari beberapa kota: London, Bornemouth, Southampton, Oxford, Essex, dan Edinburg. 

Pertemuan kader dan penyegaran Pengurus Nahdlatul Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Inggris ini, juga dihadiri Prof Hadi Susanto dari University of Essex, Didiek S Wiyono (pakar artificial intelligent), Ahmad Ataka, PhD (pakar robotika dari London), serta Bapak Djamalullail dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Inggris di London. Selain itu, hadir pula Imam Shaleem, Imam Besar Medina Central Mosque Southampton. 

Baca Juga

Prof Hadi Susanto, dalam tausyiah ilmiahnya menegaskan bagaimana model dakwah Nahdlatul Ulama di United Kingdom yang menggunakan strategi berbeda. "NU di Inggris ini memang harus ada strategi khusus dan inovasi dalam berdakwah. Kita harus menggunakan teknologi, memanfaatkan media sosial sebagai sarana silaturahim dan dakwah," ungkap Prof Hadi Susanto, professor Applied Mathematic dari University of Essex, sekaligus sebagai Rais Syuriah PCI NU Inggris. 

Hadi Susanto menjelaskan bahwa PCI NU UK ini punya kader-kader dengan potensi sumber daya terbaik di bidangnya. "Nahdliyyin Inggris ini unggul dalam sumber daya dan potensi keilmuan. Karena kita rata-rata yang datang ke Inggris untuk tugas belajar baik master maupun PhD, dosen, periset, dan pekerja professional. NU UK punya identitas ini," terang Hadi Susanto, yang juga tercatat sebagai guru besar luar biasa bidang matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Di sisi lain, Nahdlatul Ulama Inggris juga punya warisan sejarah untuk berdakwah menyebarkan Islam Indonesia. Didiek S Wiyono, yang sedang riset Community Energy Market and Renewable Energy, menegaskan bagaimana identitas PCI NU Inggris yang khas. 

NU Inggris, kata Didiek, punya sejarah unik, di antaranya termasuk PCINU masa awal, sebelum beberapa PCI Nahdlatul Ulama yang lain dibentuk. Sejak 2001 hingga sekarang. Alhamdulillah tetap konsisten untuk berdakwah Islam yang membawa perdamaian dan toleransi. “NU UK turut mengenalkan Islam Nusantara ke United Kingdom, dan ke penjuru dunia bersama PCI-PCI NU yang lainnya," jelas Didiek, sesepuh NU Inggris.  

Sementara, Imam Shaleem, Grand Imam Medina Central Mosque Southmpton, mengungkapkan dukungan terhadap komunitas NU dan Muslim Indonesia yang bermukim UK. " Saya sangat apresiasi komunitas Muslim Indonesia di UK, terutama dari NU. Komunitas Muslim yang terkenal damai di sini. Nilai-nilai NU, akhlak, dan kedamaian mereka akan menyokong citra positif identitas Muslim di UK,” tutur dia.     

PCI Nahdlatul Ulama Inggris akan bekerjasama dengan komunitas-komunitas Muslim dan lintas agama di UK untuk mengampanyekan beragama yang moderat dan penuh toleransi. Juga, menyelenggarakan program-program kajian serta riset sains bekerjasama dengan beberapa profesor dan pakar dari universitas-universitas yang tersebar di UK .

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement