REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meraih dua penghargaan di ajang penghargaan internasional dunia keuangan Islam, Global Islamic Finance Award (GIFA) 2019. Hal ini membuat beberapa negara di Afrika ingin belajar pengelolaan zakat di Indonesia.
"Afrika Selatan mau belajar pengelolaan zakat dengan Baznas, Nigeria juga ingin belajar di Indonesia," kata Ketua Baznas, Bambang Sudibyo di Jakarta, Senin (23/9).
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Baznas, Irfan Syauqi Beik mengatakan, Baznas terbuka bagi negara-negara lain yang ingin belajar pengelolaan zakat di Indonesia. CEO dari lembaga terbesar zakat di Afrika Selatan, South African National Zakat Fund (Sanzaf) mengaku tertarik belajar manajemen zakat.
"Kami terbuka terhadap mereka yang ingin belajar, kita kan lembaga publik yang dipercaya masyarakat. Lembaga terbesar di Afrika Selatan Sanzaf, ya CEO-nya mengatakan kita akan belajar. Nigeria sendiri sudah beberapa kali datang, mereka juga ingin mengirimkan stafnya kesini," kata Irfan.
Adapun dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) meningkat sekitar 35 persen tiap tahunnya, Baznas terus berupaya memberikan manfaat kepada mustahik untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Pada Januari hingga Agustus 2019, Baznas menyalurkan ZIS kepada 429 ribu mustahik.
Dalam peningkatan kesejahteraan, Baznas memiliki berbagai program pendistribusian dan pemberdayaan. Untuk program pendistribusian, Baznas melahirkan program sosial dan kemanusiaan melalui Layanan Aktif Baznas (LAB), sebuah program yang didedikasikan untuk secara aktif melayani mustahik dengan segera.
Selain itu, Baznas Tanggap Bencana (BTB) telah dirancang untuk menanggapi dengan cepat terhadap bencana alam, serta bencana sosial yang terjadi baik di Indonesia maupun internasional. Kemudian Rumah Sehat Baznas (RSB), layanan kesehatan gratis yang didedikasikan untuk orang miskin juga telah memperkuat layanan Baznas.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
