REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seringkali kita membaca taawudz, atau “Audzu billahi min as-syathan ar- rajim” yang artinya: “Aku berlindung dengan nama Allah. Yang Mamendengar lagi Mahatahu, dari godaan setan yang terkutuk).”
Jika membaca artinya itu adalah taawudz isinya meminta perlidungan dan pertolonga kepada Allah SWT atas godaan setan yang terkutuk. Menurut Prof Muhammad Amin Suma, dalam Tafsir Al-Amin Bedah Surah Al-Fatihah, redaksi taawudz banyak macamnya. Dan yang paling banyak dibaca di seluruh dunia di antaranya adalah redaksi taawudz di atas.
Taawudz merupakan doa para nabi dan rasul. Maka Taawudz sebaiknya dibaca ketika akan memulai memanjatkan doa. Karena para kekasih Allah SWT (nabi dan rasul-Nya) juga membacakan taawudz ketika dalam kesulitan dan ingin segara mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.
Di antara kekasih Allah yang membaca taawudz ketika mendapat masalah pelik adalah Maryam. Kisahnya diabadikan dalam surah Maryam [19]: 8 yang artinya: “Sesungguhnya aku (Maryam) berlidung dengan Allah yang Mahapenyayang.”
Selain Maryam, Nabi Yusuf juga membaca taawudz ketika mendapat godaan Zulaikha, seperti yang diabadikan surah Yusuf [12]: 23, yang artinya “Aku berlindung kepada Allah.” Nabi Musa AS juga demikian, ketika menghadapi Firaun raja yang kejam juga membaca taawudz seperti diabadikan dalam Surat al-Mu’minun Ayat 7, yang artinya. “Aku berlindung dengan Rabb-ku dan Rabb kalian dari setiap orang yang sombong.”
Surah al-A’raf ayat 199-201 menjadi dasar hukum perintah membaca taawudz. “Jadilah kamu manusia pemaaf, dan suruhlah orang lain supaya mengerjakan yang makruf yang baik, serta berpaling kamu dari orang-orang yang bodoh. Dan, jika kamu ditimpa godaan setan, maka segeralah kamu berlindung kepada Allah dengan membaca taawudz. Sesungguhanya orang-orang yang bertakwa itu, bila mereka ditimpa was-was dari syetan, maka mereka akan ingat kepada Allah, maka seketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.”
Selain surah al-A’raf ayat ke199-201, ada beberapa ayat Alquran lain yang juga memerintahkan kita supaya selalu dan selamanya memita perlidungan kepada Allah SWT. Di antaranya surah Al-Muminun ayat 96-98 yang artinya.
“Tolaklah perbuatan buruk mereka orang-orang musyrik itu denga cara yang lebih baik. Kami lebih mengetahui dengan apa yang yang telah mereka sifatkan. Dan katakanlah Muhammad “Ya Rabb-ku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku juga berlindung kepada Engkau ya Rabb-ku dari kemungkinan kedatangan mereka kepadaku”.