REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rektor UIN Suka, Yudian Wahyudi mengatakan, hal yang harus dipahami dalam pentashihan mushaf Alquran yakni teori kenabian. Berdasarkan teori ini, kata Yudian, Nabi Muhammad SAW hanya berperan sebagai passive receiver atau penerima yang pasif.
"Artinya, ketika beliau menerima wahyu Alquran dari Allah melalui Malaikat Jibril, beliau menerima apa adanya, atau verbatim, tanpa melakukan penafsiran sedikitpun," jelas Yudian, belum lama ini.
Dengan begitu, Alquran merupakan otentik dari Allah SWT. Setelah menerima wahyu, Alquran pun ditulis oleh para sahabat Nabi dan menafsirkannya sesuai situasi dan kebutuhan umat Islam saat itu.
Penafsirannya tersebut lalu dikenal dengan istilah Sunnah Rasulillah. Untuk itu, Yudian berharap kepada Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran untuk terus melakukan kegiatan pembinaan secara terus-menerus.
"Agar kegiatan kajian atas makna Alquran juga diperbanyak dan tambah berkualitas," ujarnya.