Rabu 18 Sep 2019 15:37 WIB

Dakwah Ala Ponpes Darul Hidayah Karangwangi

Keberadaan Pondok Pesantren Darul Hidayah memang telah membawa perubahan besar

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Santri
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Santri

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Dzikir Hadiyu keliling menjadi salah satu program dakwah Pondok Pesantren Darul Hidayah. Kegiatan ini berlangsung sekali dalam sepekan yakni pada Rabu malam. Kegiatan dzikir Hadiyu ini melibatkan seluruh warga di Desa Karangwangi, Kecamatan Depok, Cirebon.

Tiap pekannya, pelaksanaan dzikir hadiyu akan berpindah-pindah tempat dari satu mushola ke mushola lainnya. Kegiatan itu pun telah menghidupkan Desa Karangwangi. Desa yang mulanya sepi dari aktivitas keagamaan kini semakin ramai setelah keberadaan pesantren Darul Hidayah.

“Kita bersama santi berkeliling dari satu tajuk ke tajug lain di Desa bahkan luar Desa juga meminta mengadakan, alhamdulillah sekarang kegaitannya meningkat,” tutur Pengasuh Ponpes Darul Hidayah KH. Ahmad Hanif Antasari saat berbincang dengan Republika,co.id pada Rabu (18/9).

Keberadaan Pondok Pesantren Darul Hidayah memang telah membawa perubahan besar khususnya bagi warga Desa Karangwangi. Pesantren ini merupakan satu-satunya pesantren yang ada di desa itu.

Pesantren Darul Hidyah didirikan Kiai Ahmad Hanif Antasari pada 1993 sepulangnya ia menimba ilmu di beberapa pesantren mulai dari Kaliwungu, Lirboyo, dan Arjawinangun.

Menurut Kiai Ahmad awalnya banyak warga yang meragukan rencananya membangun pesantren. Kendati demikian, Kiai Ahmad Hanif tak menghiraukannya. Tekadnya untuk mendirikan pesantren dan berdakwah di Desa Karangwangi justru semakin hari semakin kuat. 

“Kami cuma ingin mengamalkan ilmu, mengembangkan agama. Memang saya mengakui tak sehebat orang-orang terdahulu, dohir batin harus benar-benar dicurahkan,” tuturnya.

Seiring waktu pesantren pun berjalan, kala itu santri pertama yang mengaji di pesantren Darul Hidayah baru sekitar 10 orang. Lambat laun santrinya pun mengalami peningkatan. Kendati demikian, terdapat masa di mana jumlah santri ponpes Darul Hidayah mengalami penyusutan. Hingga kemudian dalam beberapa tahun terakhir ini, santrinya kembali mengalami peningkatan. Saat ini jumlah santri ponpes Darul Hidayah sebanyaki 300 santri.

Menurut Kiai Ahmad Hanif, Pondok Persantren Darul Hidayah tak hanya menekankan agar para santrinya bisa mempelajari berbagai kitab-kitab kuninga. Di Pondok Pesantren Darul Hidayah, santri juga ditekankan untuk mengolah batin, mendekatkan diri pada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu. Karenanya, selain mengaji para santri Darul Hidayah diharuskan mengikuti kegiatan-kegiatan semisal Istigosah maupun dzikir keliling hadiyu.

“Karena hanya belajar saja tak mau berdoa itu tandanya sombong, berdoa saja tak mau belajar bekerja keras itu orang pemalas. Maka disinin kita menekankan belajar dan berdoa kepada Allah melalui tadi Istigosah, agar ilmunya juga bermanfaat,” tuturnya.

Selain mengaji, saban harinya para santri Ponpes Darul Hidayah juga mengikuti pembelajaran di sekolah formal yang berada di luar pesantren. Kegaitan mengaji biasanya berlangsung pada sore dan malam hari dengan metode sorogan dan bandoengan. Menurut Kiai Ahmad Hanif kedepannya pesantren berencana mengembangkan program pondok quran untuk mengakomodir para santri yang berkeinginan menjadi para penghafal Al Quran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement