REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kurikulum Sarana-Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama, Ahmad Umar menuturkan, penguasaan siswa-siswi madrasah di bidang sains makin tumbuh. Kompetensi sains mereka makin terasah dengan adanya Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2019.
"Penguasaan anak-anak madrasah dalam bidang sains sangat bagus. Seperti di KSM 2019 di Manado yang sedang berlangsung ini, anak-anak madrasah melakukan berbagai penelitian yang diuji oleh peneliti maupun dosen," kata dia kepada republika.co.id, Rabu (18/9).
Penguji karya sains pada KSM 2019 ini, berasal dari kalangan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan beberapa dosen dari kampus islam negeri. Termasuk juga para profesor dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, yang sudah berpengalaman menguji karya sains di olimpiade internasional.
Umar menjelaskan, KSM menjadi ajang bergengsi di tingkat nasional yang mewadahi karya-karya sains siswa-siswi madrasah. Peserta yang berkompetisi pada KSM 2019 tidak hanya dari kalangan madrasah, tetapi juga sekolah umum, mulai dari SD, SMP hingga SMA.
"Ini sebagai wadah bagi anak-anak madrasah agar tidak hanya merasa hebat di kalangan sendiri, tetapi mereka punya kompetitor yang memang bagus. Maka, KSM di Manado ini mengikutkan anak-anak SD, SMP, SMA, untuk bersama-sama berkompetisi di KSM ini," tuturnya.
KSM diselenggarakan dengan tujuan untuk membekali anak-anak madrasah dengan semangat keberanian berkompetisi. Sebab di masa mendatang, mereka tidak hanya dituntut untuk memiliki kompetensi yang mumpuni di bidang sains, teknologi dan bahasa. Lebih dari itu, mereka harus memiliki kemampuan berkompetisi.
"Apalah artinya kompetensi yang bagus tetapi tidak punya kemampuan untuk berkompetisi, enggak punya daya saing. Jadi ke depan anak-anak kita harus ditantang untuk berani bersaing dengan siapapun. Kalau perlu tidak hanya di dalam negeri, harus ke luar negeri juga," tambahnya.
KSM, terang Umar, berbeda dengan kompetisi sains yang lain baik nasional maupun internasional. Kompetisi lain hanya menekankan pada sains murni, sedangkan KSM juga berfokus mengintegrasikan sains murni dengan ilmu-ilmu keislaman. "Integrasi ini penting, karena kita juga ingin meneruskan misi Ismail Raji al-Faruqi tentang pengetahuan," paparnya.