Senin 16 Sep 2019 14:14 WIB

Semangat Umat Islam untuk Ibadah dan Belajar Tinggi

Umat Islam di Estonia membutuhkan ruang ibadah yang represetatif

Muslim Estonia.
Foto: Wikipedia
Muslim Estonia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim Estonia tak seberuntung Muslim di negara-negara bekas Uni Soviet lainnya. Pendudukan Uni Soviet selama berpuluh-puluh tahun menghancurkan seluruh bangunan rumah ibadah Muslim yang ada di negeri itu. Akidah umat pun berhasil diporakporandakan.

Kini setelah merdeka, hanya 8.000-an kaum Muslim yang tersisa. Mereka beribadah dan melakukan kegiatan keagamaan di rumah-rumah penduduk. Kami belum memiliki masjid lagi, ujar Mufti Estonia, Ildar Muhhamedsin.

Sejak memisahkan diri dari Russia 20 Agustus 1991, belum satupun masjid berdiri di negara yang terletak di Eropa Timur ini.

Menurut Ildar yang juga pimpinan Al-Jam'iyah al Islamiyah al-Istoniyah yang bermarkas di Tallinn, ibu kota Istonia, selama ini untuk kegiatan shalat Jumat maupun shalat Idul Fitri dan shalat Idul Adha, umat Islam Istonia menyewa sebuah bangunan.

''Karena itulah kami amat berharap bila saudara-saudara kami di seluruh dunia bisa membantu pembangunan masjid yang memang benar-benar kami butuhkan,'' tegasnya.

Lulusan dari Fakultas Syariah Universitas Islam Madinah Saudi Arabia ini lalu mengungkapkan alasan hingga kini umat Islam Istonia belum memiliki bangunan masjid. ''Seperti dimaklumi, harga tanah di Eropa sangat mahal. Belum lagi, harga barang-barang bangunan yang diperlukan. Karena itu, sulit bagi kami untuk mewujudkan bangunan masjid.''

Ia menyebutkan, kebanyakan umat Islam Istonia tinggal di ibu kota Tallinn. Mereka umumnya berasal dari wilayah Tatar dan Sankt-Peterburg Rusia, yang menjadi kota kedua setelah Moskow. Rusia yang memang berbatasan dengan Istonia. Istonia sendiri tak lebih dari 85 km dari negara Finlandia.

Menyinggung semangat kehidupan beragama umat Islam Estonia, ayah dua putra ini menjelaskan, walaupun belum memiliki bangunan masjid, namun semangat umat Islam Estonia untuk belajar dan melakukan ibadah, sangat tinggi. ''Ujiannya memang kami belum memiliki bangunan masjid, tambahnya.

Wilayah Estonia sangat khas. Berbatasan dengan Laut Baltik, Estonia menjadi negara yang dekat dengan Kutub Utara. Posisi ini menjadikan wilayah ini agak tidak beruntung jika bulan Ramadhan datang. Jadi masalah bila bulan suci Ramadhan berada di musim kemarau seperti yang akan berlangsung tahun ini. Karena kami mengalami siang hari yang sangat panjang dibandingkan malam hari, ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement