Jumat 13 Sep 2019 17:15 WIB

Ratusan Siswa Berlaga di Kompetisi Sains Madrasah 2019

Siswa madrasah sudah akrab dengan sains.

Rep: Iit Septyaningsih / Red: Nashih Nashrullah
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menggelar konferensi pers terkait Kompetisi Sains Madrasah (KSM), di Kantor Pusat Kementerian Agama, Jakarta, Jumat, (13/9).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menggelar konferensi pers terkait Kompetisi Sains Madrasah (KSM), di Kantor Pusat Kementerian Agama, Jakarta, Jumat, (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 550 siswa dari 34 provinsi di Indonesia akan beradu pintar di ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2019. Acara yang akan digelar selama satu pekan itu merupakan ajang besar bagi siswa madrasah di Tanah Air.

KSM telah menjadi agenda resmi Kementerian Agama yang rutin digelar setiap tahun. Tahun lalu kompetisi tersebut diikuti 500 kontestan. 

Baca Juga

Dalam acara itu, sejumlah madrasah baik negeri maupun swasta, dalam berbagai tingkatan, bakal saling unjuk kemampuan di bidang sians dan teknologi. 

Perlu diketahui, sebelum KSM tingkat nasional digelar, yang telah terlebih dahulu diselenggarakan KSM di tingkat kabupaten dan provinsi. 

Para pemenang di level daerah akan mendapatkan tiket untuk beradu kuat maju di tingkat nasional. KSM tingkat nasional 2019 akan dibuka di Hotel Grand Kawanua Novotel, dan Kompetisi akan dilaksanakan di IAIN Manado, Sulawesi Utara pada 16-21 September 2019. 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin, menuturkan ajang ini didesain untuk menancapkan budaya sains di kalangan madrasah. "Kami memiliki Program Madrasah Hebat Bermartabat, salah satu aksinya adalah kompetisi madrasah dalam bidang sains," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, (13/9).  

Dia menjelaskan, dengan pengelolaan yang profesional, ditambah dukung pemerintah, saat ini madrasah sudah tidak lagi dianggap kelas dua. 

Dia menuturkan, olimpiade ini bukan debut satu-satunya anak madrasah dalam kancah kompetisi sains. Di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) siswa madrasah juga sudah banyak merebut penghargaan bergengsi, meskipun berhadapan langsung dengan sekolah-sekolah umum ternama.

Kontingen yang hadir di Manado terdiri dari tiga tingkatan yaitu madrasah ibtidaiyah (MI/SD), madrasah tsanawiyah (MTS/SLTP), dan madrasah aliyah (MA/SLTA) yang sudah menjalani seleksi ketat dari tingkat kabupaten dan provinsi. 

Sementara cabang yang dipertandingkan meliputi matematika teritegrasi, sains IPA terintegrasi, IPS terintegrasi, serta biologi, fisika, kimia, ekonomi, dan geografi terintegrasi.

Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kemenag, Ahmad Umar, menambahkan, KSM diarahkan untuk mengembangkan potensi madrasah dalam bidang sains dan teknologi. "Kompetisi yang fair dan obyektif dapat menyemai bibit unggul dan menumbuhkan suasana persaingan yang dinamis," katanya pada kesempatan serupa.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, kata dia, harus direspon oleh madrasah agar terintegrasi sains dan islam secara harmonis. "Acara semacam ini pada akhirnya akan menghasilkan output siswa pintar berahlakul karimah yang berguna untuk bangsa ke depan," jelas dia.

Selain kompetisi sains, rencananya Madrasah Young Researcher Camp turut digelar. Perhelatan tersebut nantinya mempresentasikan dan menggelar pameran hasil riset dalam bidang sains, sosial dan ilmu keagamaan anak madrasah se-Indonesia. 

Ada 1018 proposal penelitian yang diterima. Setelah diseleksi, terpilih 54 judul yang akan mengikuti camp.

"Tahun lalu hanya sembilan tim yang ikut camp, jadi ini peningkatan," kata pria yang biasa dipanggil Umar ini. Dirinya menjelaskan, penemuan setiap tim beragam dan meliputo berbagai bidang. "Ini merupakan embrio sebuah karya besar. Diharapkan dapat mengubah peradaban dunia," kata Umar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement