REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Sudah hampir tiga tahun, U’u Tanuwarsa (61 tahun) mendirikan Nurul Qalbi, sebuah wadah bagi para penyandang disabilitas khususnya tunanetra belajar Alquran.
Anggotanya pun kian hari semakin bertambah banyak. Bahkan menurut U'u saat ini anggotanya sudah membentuk beberapa kelompok yang tersebar di empat wilayah di Kuningan.
“Pesertanya itu kebanyakan orang-orang tua tapi ada juga yang muda. Itu kita beri motivasi, membaca, tahsin Alquran,” kata U'u saat berbincang dengan Republika,co.id pada Ahad (8/9).
Masing-masing kelompok, menurut U'u, saat ini berjumlah sekitar 20 peserta. Sepekan sekali, para penyandang tunanetra itu berkumpul di Nurul Qalbi Desa Caracas, Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.
Dalam perkumpulan itu, selain bersilaturahim para penyandang tunanetra juga bersama-sama belajar tahsin atau memperbaiki bacaan Alquran hingga menghafal beberapa surat.
U'u yang juga menjadi Koordinator Ikatan Tunanetra Muslim Kuningan mengatakan dalam membimbing anggota Nurul Qalbi dirinya lebih mengutamakan metode mengulang-ulang. Hal itu karena masih terbatasnya Alquran Braille yang dimiliki.
biasanya U'u terlebih dulu membaca Alquran braille yang dimiliknya setelah itu diikuti para penyandang tunanetra lainnya.
“Kita juga murajaah setiap pekan itu, pokoknya banyak hikmah yang terpenting kita bisa bersilaturahim,” kata U'u.
Untuk memotivasi masyarakat Kuningan agar lebih bersemangat membaca Alquran, U'u dan beberapa temannya sesama penyandang tunanetra pun mengikuti Ngaos Ngaji One The Street yang dimotori komunitas One Day One Juz. Kegiatan yang berlangsung di Jalan Siliwangi Kuningan itu pun sukses menyita perhatian warga Kuningan.
Terlebih para penyandang tunanetra itu pun mengajak masyarakat mengikuti sambung ayat dengan hadiah menarik bagi warga yang bisa melanjutkan ayat yang dibaca para penyandang tunanetra.