Rabu 04 Sep 2019 16:00 WIB

Karya-Karya Thabit Ibnu Qurra

Hingga kini, tak kurang dari delapan risalah yang ditulis Thabit Ibnu Qurra.

Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hingga kini, tak kurang dari delapan risalah yang ditulisnya pada abad ke-9 M tentang astronomi masih eksis. Thabit pun telah memainkan peranan yang sangat penting dalam menjadikan astronomi sebagai ilmu eksak.

Ia telah meneorisasi hubungan observasi dan teori, mematematisasi astronomi, serta fokus pada penentangan hubungan antara astronomi matematika dengan astronomi fisik. Ia didapuk sebagai pendiri Ilmu Keseimbangan berkat kitab penting yang ditulisnya bertajuk, Kitab fi’l-qarastun (Buku Keseimbangan Balok).

Baca Juga

Inilah karyanya yang monumental dalam bidang Ilmu Mekanik. Salah satu adikaryanya itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gherard of Cremona. Tak heran, jika karya Thabit itu menjadi sangat populer di dunia Barat. Melalui karyanya itu, Thabit mampu membuktikan asas-asas keseimbangan pengungkit.

Dalam bidang filsafat, Thabit pun banyak melahirkan risalah. Salah satu risalahnya yang masih eksis adalah hasil percakapannya dengan Abu Musa Isa ibnu Usayyid—muridnya yang beragam Kristen. Kepada Thabit Ibnu Usayyid, Abu Musa banyak bertanya tentang berbagai hal dan semuanya dijawab Thabit. Risalah percakapan antara Thabit dengan muridnya itu hingga kini masih ada. Risalah itu masih jadi bahan diskusi dan perdebatan.

Meski terpengaruh dengan Plato dan Aristoteles, namun Thabit pun kerap mengkritisi ide-ide ilmuwan asal Yunani itu. Thabit banyak mengoreksi pemikiran Plato dan Aristoteles, khususnya mengenai gerakan (motion). Hal itu tampak pada ide-idenya yang didasarkan pada penerimaan penggunaan pendapat mengenai gerakan dalam argumenargumen geometrikalnya.

Semasa hidupnya, Thabit juga menulis risalah tentang logika, psikologi, etika, klasifikasi ilmu, tata bahasa Syriac, politik, agama, serta kebudayaan Sabian. Jejaknya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dilanjutkan oleh putranya, Sinan ibnu Thabit, dan cucunya, Ibrahim ibnu Sinan ibnu Thabit. Keduanya itu pun menjelma sebagai ilmuwan besar yang juga berkontribusi dalam mengembangkan matematika.

Thabit meninggal pada 18 Februari 901 M di Baghdad. Meski begitu, jasa dan kontribusinya dalam beragam ilmu hingga kini masih dikenang. Sosok dan kiprahnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan layak dijadikan contoh oleh generasi muda Muslim di era globalisasi ini.

“Hanya dengan menguasai ilmu pengetahuanlah, Islam akan bangkit dan menguasai dunia,” ungkap Dr Youssef Chebli Phd, ketua World Islamic Mission Association.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement