Rabu 04 Sep 2019 05:05 WIB

Menguatkan Makna Hijrah

Rasulullah SAW menguatkan hati kaum Muslimin saat akan hijrah.

Hijrah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hijrah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:Mulyawan Safwandy Nugraha

Dalam sejarah disebutkan, saat akan melaksanakan hijrah, Umar bin Khattab mempertanyakan sikap Rasulullah yang cenderung tertutup dan sembunyi-sembunyi. "Jika kita memang sedang memperjuangkan agama yang haq, yang benar, mengapa harus takut?" Begitu Umar berpendapat.

Di samping itu, di antara kaum Muslimin asal Makkah mengalami keraguan saat akan hijrah. Apakah hidupnya akan lebih baik jika nanti sampai di tempat yang baru atau malah sebaliknya. Kegalauan dan keresahan melanda mereka yang akan berhijrah.

Rasulullah SAW menguatkan hati kaum Muslimin saat akan hijrah. Menurut Nabi SAW, niatlah yang akan menjadi ukuran untuk setiap langkah amal yang dilakukan. Dan niat yang utama itu adalah ketika disandarkan untuk, kepada, dan karena Allah juga Rasul-Nya. Jika niat hijrah disandarkan kepada urusan dunia (kekayaan, pasangan hidup, status sosial dll), hasil hijrahnya pun hanya sebatas pencapaian urusan dunia. Semua akan terputus saat manusia meninggal dunia.

Hijrah pada era sekarang tentu bukan hanya sebatas pindah dan berubahnya tempat, status sosial, ataupun kondisi fisik. Karena berpindahnya tempat tidak sekaligus berpindahnya pola pikir, adat, kebiasaan, sikap, perilaku, dan sebagainya. Kita perlu menguatkan niat hijrah kita dari syirik ke tauhid, dari kufur ke syukur, dari maksiat ke amal saleh, dari riba ke perniagaan yang halal, dari cinta dunia ke cinta akhirat, dan seterusnya. Jika niat berhijrah tidak diniatkan untuk, kepada, dan karena Allah ta'ala, yang dikhawatirkan sebenarnya adalah hijrahnya tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Hal ini tentu dengan sendirinya menjadi akan tertolak. Tidak berpahala. Berharap mendapat pahala, justru malah terkategorikan sia-sia. Pada tahun baru, 1441 H ini, kita bermunajat agar Allah ta'ala mengizinkan kita untuk makin meneguhkan dan menguatkan esensi tahun baru Hijriyah ini dengan terus menyandarkan semua komitmen hijrah ini untuk, kepada, dan karena Allah ta'ala.

Semoga Allah ta'ala menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah, berinfak, dan bersedekah dengan gembira, membantu sesama tanpa meminta balas jasa, bersemangat menebarkan kasih sayang, dan perdamaian. Semua itu tidak perlu lagi dilakukan dengan tertutup dan sembunyisembunyi. Apa pun yang Allah ta'ala perintahkan kepada manusia, sejatinya adalah baik bagi manusia. Dan apa pun yang Allah ta'ala larang untuk manusia, juga sejatinya akan berdampak buruk jika manusia langgar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement