Selasa 03 Sep 2019 11:00 WIB

Sistem Penulisan Penyandang Tunanetra Karya Ilmuwan Muslim

Sejarah seakan melupakan kontribusi ilmuwan Muslim.

Penyandang tunanetra membaca Al Quran braile di masjid komplek Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra (PPSDN) 'Penganthi' Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (10/5/2019).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Penyandang tunanetra membaca Al Quran braile di masjid komplek Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra (PPSDN) 'Penganthi' Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (10/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 600 tahun sebelum Louis Braille (1809-1852) , peradaban Islam telah memelopori lahirnya sistem tulisan bagi kaum tunanetra. Sayangnya, terobosan penting yang diciptakan ilmuwan Muslim di abad ke-13 M itu seakan lenyap ditelan zaman.

Adalah profesor Muslim bernama Ali Ibnu Ahmed Ibnu Yusuf Ibnu Al-Khizr Al-Amidi yang telah merintis penciptaaan sistem penulisan bagi orang buta itu. Sejak terlahir ke dunia, Al-Amidi sudah dalam kondisi buta.

Keterbatasan penglihatan itu tak menyurutkan semangatnya untuk belajar dan terus menggali ilmu. Ilmuwan asal Suriah itu pun termasyhur sebagai ahli hukum dan pakar bahasa asing.

Untuk menggali ilmu dan pengetahuan, Al-Amidi berhasil menciptakan sebuah sistem penulisan untuk kaum difabel. Dengan sistem penulisan yang diciptakannya, ilmuwan yang wafat pada 1314 M itu mampu membaca dan menulis buku. Penyandang tunanetra memang dikenal memiliki kemampuan meraba yang sangat luar biasa.

Berkah itu mampu dimanfaatkan Al-Amidi untuk menggali ilmu. Dengan kemampuan meraba dan menyentuh itu, dia tak hanya mampu menempatkan dan menyimpan buku pada rak, tetapi Al-Amidi juga mampu menentukan nomor halaman sebuah buku. Selain itu, ia juga mampu mengetahui nilai buku dengan menetapkan jarak baris buku.

Sayangnya, jasa dan dedikasi Al-Amidi dalam menciptakan sistem penulisan untuk kaum difabel itu seperti hilang ditelan zaman. Sejarah juga seakan melupakan kontribusi tak ternilai yang telah diberikan ilmuwan Muslim itu. Tak hanya adikaryanya yang terkubur zaman, sosok Al-Amidi juga nyaris tak pernah disebut-sebut dalam sejarah peradaban Islam.

Sungguh ironis memang. Bahkan dalam hampir seluruh buku sejarah, pun jejaknya sangat sulit untuk ditemukan. Tak heran jika warga dunia hanya mengenal Braille yang berkebangsaan Prancis sebagai penemu huruf Braille.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement