REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap, tahun baru Hijriyah ke-1941 bisa menjadi momentum untuk merefleksikan ke-Indonesiaan. Refleksi yang dimaksud adalah untuk merefleksikan kebersamaan seluruh masyarakat Indonesia, sebagai sebuah bangsa besar yang punya banyak suku, bahasa, adat, dan agama.
Dalam merefleksikan kebersamaan tersebut, Khofifah mengajak seluruh masyarakat Indonesia, terutama yang ada di Jatim untuk meneladani Rasulullah SAW. Yaitu bagaimana Rasulullah SAW membangun Kota Madinah, yang semula bernama Yatsrib, dalam berbagai keberagaman. Namun Rasulullah tetap bisa membangun Kota Madinah dalam keadaan harmonis.
"Kita bangun kebersamaan kita sebagaimana Rasulullah SAW membangun Kota Madinah dalam berbagai keberagaman. Rasulullah SAW memimpin Kota Madinah dalam suasana yang harmonis, toleransi yang baik, dan moderasi di antara seluruh masyarakat," kata Khofifah saat mengikuti Istighosah Kubro di Mapolda Jatim, Surabaya, Ahad (1/9).
Khofifah merasa, Indonesia memiliki landasan kuat untuk membangun kebersamaan dengan penuh keharmonisan. Jika Rasulullah SAW membangun Kota Madinah dengan berlandaskan Piagam Madinah, maka Indonesia bisa melaksanakannya dengan berdasar pada konstitusi.
"Piagam Madinah menjadi sesuatu yang penting (dalam mebangun kebersamaan Madinal oleh Rasulullah SAW). Kita punya konstitusi yang menjadi referensi kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara," ujar Khofifah.
Khofifah kemudian mengingatkan, penanggalan tahun Hijriyah menggunakan penanggalan perjuangan. Itu juga menurutnya bisa diaplikasikan masyarakat Indonesia untuk bagaimana berjuang dari ketertinggalan menjadi berkemajuan, dari miskin jadi sejahtera, dari yang kurang berpendidikan menjadi tercerdaskan.
"Perjuangan seperti itu lah yang hari ini harus kita garis bawahi supaya perjuangan kita lebih menguat. Kemudian diikuti dengan saling bergandengan tangan, dan memotivasi satu dengan lainnya, untuk menjadi Indonesia yang makin berkemajuan, Jatim yang berkemajuan," kata Khofifah.