Ahad 01 Sep 2019 20:55 WIB

Tahun Baru Hijriah Momentum Muhasabah

Jadikah tahun baru Hijriah kesempatan bertanya apakah sudah makin baik.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Indira Rezkisari
Pelajar SD Negeri Pesantren 2 mengikuti pawai memperingati Tahun Baru 1441 Hijriah di Kelurahan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (31/8/2019).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Pelajar SD Negeri Pesantren 2 mengikuti pawai memperingati Tahun Baru 1441 Hijriah di Kelurahan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (31/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau umat Muslim untuk menjadikan 1 Muharram 1441 Hijriah sebagai momentum muhasabah diri. Misalnya dengan bertanya pada diri sendiri, apakah diri ini dan umat Islam sudah makin baik dan maju dalam berbagai aspek.

"Ataukah statis atau malah mundur? Apakah Islam benar-benar semakin dipahami dan diamalkan dalam kehidupan nyata, bukan kata-kata dan retorika?," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (1/9).

Baca Juga

Haedar juga mengingatkan umat Muslim agar jangan sampai lebih banyak menilai dan menyalahkan orang lain atas kelemahan dan kekurangan sendiri. Dalam kehidupan yang sarat persaingan dan tantangan, umat Islam di manapun harus semakin unggul untuk membuktikan keluhuran Islam.

"Serta menjadikan agama akhir zaman ini benar-benar rahmatan lil 'alamin bagi kehidupan semesta mengikuti jejak uswah hasanah Nabi," jelas Haedar.

Satu Muharram dengan momentum hijrah, papar Haedar, adalah tonggak kemajuan Islam. Melalui titik hijrah itulah, kaum Muslim mengukir al-Madinah al-Munawwarah, kota peradaban yang cerah-mencerahkan.

"Dengan penanggalan hijriah, umat Muslim menjadikan Islam dan ilmu pengetahuan sebagai kunci merebut keunggulan masa depan. Proyeksikan momen bersejarah ini dengan agenda-agenda besar bagi kejayaan Islam. Jangan dibawa ke lorong-lorong sempit!," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement