Jumat 30 Aug 2019 16:27 WIB

Warga Sukabumi Siap Semarakkan Tahun Baru Islam 1441 H

Berbagai kegiatan digelar sambut tahun baru Islam 1441 H.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nashih Nashrullah
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Foto: Dok Rumah Budaya Sukuraga
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI— Warga Kota Sukabumi bersiap untuk menyemarakkan tahun baru Islam 1441 Hijriyah. Rencananya ribuan warga akan menggelar istighasah dan pawai obor pada momen pergantian tahun baru Islam tersebut.  

Pawai yang merupakan rangkaian menyambut tahun baru Islam ini diawali dengan gerakan shalat Shubuh berjamaah di Masjid Agung Kota Sukabumi pada Jumat (30/8) pagi.

Baca Juga

Gerakan yang rutin didorong Pemerintah Kota Sukabumi ini dihadiri mulai dari Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami, dan Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada, serta Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro. 

''Warga akan menyambut tahun baru Islam dengan semarak,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Caranya dengan menggelar istighasah dan pawai obor berkeliling kota pada Sabtu (31/8). Sehingga momen ini menjadi lebih semarak dan penuh kekhidmatan.  

Pergantian hari dan waktu dalam kacamata Islam, terang Fahmi, mendapatkan perhatian luar biasa dari Allah yang menegaskan dalam ayat Alquran. Pada penciptaan langit dan bumi, serta pergantian waktu malam kepada siang menjadi tanda bagi orang yang berakal dan cerdas. 

Sebabnya, kata Fahmi, pergantian hari, pekan dan bulan serta tahun menjadi salah satu indikator kecerdasan seseorang dalam pandangan Islam. Maknanya setiap pergantian waktu baik jam, hari, minggu bulan hinga tahun terjadi proses hijrah atau tidak dari seseorang.  

Allah berpesan, kata Fahmi, mari sama-sama hijrah dari mulai perkataan dan perbuatan. Setiap pergantian waktu dan tahun ini pada Ahad mendatang semoga menjadi perubahan menjadi pribadi terpuji baik pikiran, perkataan dan perbuatan. 

Makna tahun baru Hijriyah, kata Fahmi, adalah proses perbaikan diri, berpindah dari pikiran negatif ke positif, dari perkataan tidak baik menjadi baik, perilaku buruk menjadi sehat. Sebagai orang tua dan aparatur menjadi tokoh bagi masyarakat dan harus menjadi figur terbaik baik perbuatan, kalimatnya, dan ide-idenya dengan baik kepada masyarakat.  

''Kota tidak akan menjadi religius bila tidak digiatkan hal-hal religius,'' imbuh Fahmi. Kalau tidak religius sulit mendapatkan keberkahan di sebuah kota. 

Menjelang peringatan tahun baru Hijriyah, lanjut Fahmi, semua berkomitmen memperbaiki diri dan ingin Sukabumi sangat kondusif, aman, dan nyaman tetap bisa seperti saat ini. Selain itu berdoa untuk warga Papua dan cepat selesai masalah di sana. 

Dalam momen ini, Wali Kota juga menyampaikan ada 16 orang tua yang mengeluhkan anak-anaknya mengalami kecanduan menggunakan HP. Kecanggihan teknologi sulit dibendung kecuali dengan berbasiskan ketahanan keluarga.  

Terakhir, meskipun sudah dua kali hujan, status darurat kekeringan masih berlaku dan lurah dan camat harus waspada. Sebab ciri khas kemarau yakni musibah kebakaran di lapang publik, dan kantor seperti dishub dan Lapas sehingga kesiapsiagaan ini yang harus dilakukan.  

Wali kota menegaskan, tahun baru Hijriyah dapat menjadi momen untuk mendapatkan kemudahan dan keberkahan dalam rangka amar maruf nahi munkar. ''Gebyarkan menyambut tahun baru Islam sebagai bentuk kebanggaan,'' kata dia.  

Sekretaris MUI Kota Sukabumi, Muh Kusoy, mengatakan  gerakan shalat Shubuh ini juga dalam rangka menyongsong tahun baru Islam. Selanjutnya pada Sabtu nanti selepas shalat Asar berjamaah digelar istighasah, doa awal tahun dan shalat sunah sampai shalat Isya di masjid-masjid.  

Selepas Isya pawai obor dan seni budaya star di balai kota Sulabumi dan gebyar seni di Lapangan Merdeka. Rangkaian lainnya yakni pada 1-10 Muharam adalah pekan peduli yatim dengan mengumpulkan dana untuk yatim, lomba untuk anak yatim. Terdapat 26 panti asuhan di Kota Sukabumi.n riga nurul iman

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement