Jumat 30 Aug 2019 10:12 WIB

Mari Memaknai Hijrah Secara Kaffah

Hijrahkan hati, lisan dan mata.

Ustaz Muhajir Affandi (kiri).
Foto: Dok SBBI
Ustaz Muhajir Affandi (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Hari Ahad, 1 September 2019 bertepatan dengan 1 Muharram 1441 H. Bagi kaum Muslimin, ini berarti tahun baru Hijrah. 

“Momentum tahun baru Hijrah harus  kita maksimalkan untuk menghijrahkan diri kita secara kaffah (keseluruhan),” kata Ustaz Muhajir Efendi MSi saat mengisi pengajian guru Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/8).

Menurut dosen Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu, paling tidak ada delapan  hal terkait hijrah tersebut. “Mari kita hijrahkan hati kita, hijrahkan lisan kita, dan hijrahkan tatapan merendahkan terhadap orang lain,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (30/8).

Selain itu, kata Muhajir,   “Tebarkan kedamaian,  biasakan kedermawanan  kita, dan rajin bangun malam untuk menghadap dan mengadu  kepada Allah SWT.”

Kedermawanan sangat penting. “Mendermakan sebagian harta kita merupakan  realisasi dari ibadah. Ini bukti  kualitas keimanan kita,”  kata Muhajir.

Muhajir menambahkan, Tahun Baru Hijrah juga perlu dijadikan momentum untuk menjaga dan mendidik keluarga dengan sebaik mungkin agar selamat dari siksa api neraka. 

Ia mengutip Alquran Surat At-Tahrim ayat 6, yang artinya,  “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Muhajir mengemukakan, anak itu bisa menjadi  empat hal: musuh, fitnah, perhiasan, dan membanggakan keluarga.

Terkait menjaga dan mendidik anak, Alquran menegaskan pentingnya berbuat adil dalam keluarga. Muhajir mengutip  Quran Surat Am-Nahl ayat 90, artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."

Tak kalah pentingnya adalah ridho atas segala ketentuan Allah. “Kita harus selalu ridho atas apa yang Allah berikan kepada kita,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement