Kamis 22 Aug 2019 22:11 WIB

Alquran dan Sunah Fondasi Utama Pendidikan TK AIsyiyah

Alquran dan Sunah jadi fondasi pendidikan anak didik TK Aisyiyah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bersama Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Masyitoh Chusnan dan Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) Gunawan Suryoputro hadir pada acara pembukaan seminar Internasional di kampus UHAMKA, Jakarta, Rabu (21/8).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bersama Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Masyitoh Chusnan dan Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) Gunawan Suryoputro hadir pada acara pembukaan seminar Internasional di kampus UHAMKA, Jakarta, Rabu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyiyah telah menyelenggarakan 'International Conference on Early Childhood Education and Care of Aisyiyah' di FKIP Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA pada 21-22 Agustus 2019. Seminar tersebut digelar dalam rangka Milad 100 tahun Taman Kanak-kanak (TK) 'Aisyiyah Bustanul Ayhfal (ABA). 

Melalui seminar itu, PP 'Aisyiyah menghasilkan rekomendasi yang di antaranya menegaskan bahwa pendidikan TK ABA merujuk pada Alquran dan sunah. Hal ini agar anak-anak didik TK ABA selamat dunia dan akhirat.

Baca Juga

"Upaya yang dilakukan orang tua sebagai guru jelas termaktub dalam Alquran dan sunah, TK ABA sudah sejak berdiri (tahun 1919) merujuk kepada Alquran untuk urusan pendidikan anak," kata Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP 'Aisyiyah, Candrawaty, saat membacakan rekomendasi pada penutupan seminar internasional, Kamis (22/8).  

Candrawaty menjelaskan, TK ABA merujuk pada Alquran dan sunah agar bisa melahirkan anak-anak yang mampu beradaptasi. Insya Allah anak-anak tersebut akan bisa selamat dunia dan akhirat.

Sementara untuk membentuk kualitas dan karakter anak usia dini, 'Aisyiyah mengingatkan harus meletakkan fondasi utama berupa filosofi dari pendidikan 'Aisyiyah sebagai ruh dan spirit pendidikan anak usia dini. Maka filosofi sekolah harus dibuat bersama secara jelas. Supaya mudah menjadi dasar dalam bekerja dan melaksanakannya. 

Dia juga menyampaikan, pendidikan anak usia dini di Indonesia melalui kebijakan pemerintah harus mampu membuat perubahan. Khususnya perubahan pada kualitas hubungan antara orang tua, anak, dan lingkungan masyarakat. 

Kemudian sebagai upaya peletakkan dasar karakter anak, 'Aisyiyah merekomendasikan agar orang tua dan guru menjadi model yang komprehensif dalam pembentukan karakter anak.  

"Orang tua harus menjadi teladan bagi anak dengan terus dilatih dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, hal terpenting adalah orang tua menjadi model yang bertanggungjawab  dan secara sadar memastikan dirinya patut menjadi model," ujarnya.

Dalam pembentukan karakter anak, terdapat sepuluh golden rules yang mendasar. Salah satu yang terpenting di antaranya mengenal karakter anak. Maka 'Aisyiyah merekomendasikan agar guru atau orang tua mengenali perkembangan anak. 

Sehingga dapat memberikan pengalaman bermain yang benar, merencanakan pola pencapaian yang baik dan benar. Serta dapat memanfaatkan energi orang dewasa untuk sukses melatih anak-anak untuk sukses.

Dalam rangka meningkatkan derajat kualitas anak usia dini, Candrawaty  mengatakan, perlu gerakan nyata yang harus dilakukan oleh pendidikan anak usia dini 'Aisyiyah khususnya pada usia TK ABA yang memasuki abad kedua. 

Di antaranya dengan melakukan penguatan dan pengembangan keterampilan komunikasi yang baik dalam menjalin interaksi untuk perkembangan anak secara maksimal. Melakukan gerakan literasi dengan menciptakan ruang perpustakaan dan baca untuk anak, guru serta masyarakat. 

"Kemudian memberikan perhatian untuk ikut serta menghindari kasus stunting (pada bayi), ikut serta mengkampanyekan perlunya asi eksklusif dan pemberian asi bagi anak usia 20-24 bulan pada lingkungan orang tua murid, dan keluarga di sekitar sekolah secara umum," ujarnya. 

'Aisyiyah juga mengingatkan profesi guru merupakan profesi yang mulia. Maka harus menjadi kebanggaan dan bekerja dengan tulus untuk anak-anak didik. 

Sementara, terkait usaha-usaha yang harus dilakukan para guru dalam menghadapi persaingan dan kompetisi global di abad kedua TK ABA. Guru harus menaruh perhatian pada kualifikasi akademi, kompetensi SDM, kemampuan bahasa internasional, sdm yang multi disiplin, networking, dan kerjasama global, menguasai teknologi informasi, dan koperatif. Kemudian yang menjadi isu strategis tantangan di masa depan adalah keahlian dan kompetensi SDM, transportasi paradigma dan sistem pendidikan.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement