REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam kembali mengelar pemilihan Penyuluh Agama Islam PNS dan Non PNS Teladan tingkat Nasional. Sebanyak 12 penyuluh terpilih dan berhak mendapatkan penghargaan dari Kementerian Agama tahun ini.
Piagam dan uang pembinaan diserahkan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin pada malam Anugerah Penyuluh Agama Islam Teladan PNS dan Non PNS 2019 di Jakarta, Rabu (21/8) malam.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Islam, Muhammadiyah Amin dalam laporannya mengatakan ajang Pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan tahun 2019 diikuti 60 peserta. Mereka adalah peserta terbaik hasil seleksi berjenjang yang dilakukan sejak tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
"Inovasi dalam pemilihan penyuluh teladan tahun ini di mana kami mengundang pemerintah daerah seperti bupati dan walikota yang telah menaruh perhatian dengan membantu kendaraan operasional roda dua kepada penyuluh," ujar Muhammadiyah Amin dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (22/8).
Ajang pemilihan penyuluh teladan tingkat nasional PNS 2019 ini menjadi perhelatan kesembilan kalinya. Sementara penyuluh Non PNS Teladan tingkat nasional 2019 merupakan kali kedua.
Di acara tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak penyuluh agama Islam di Indonesia untuk mendakwahkan Islam sebagai agama yang menebarkan salam dan kedamaian.
"Agama itu mengajak kebajikan. Mari bawakan Islam dan dakwahkan Islam sebagai agama yang menebarkan salam dan kedamaian kepada siapa pun di mana pun dan kapan pun. Dakwah itu mengajak, bukan sebaliknya, agama membuat kita saling terpisah-pisah," ujar Menag.
Ia pun menyebut Islam adalah agama kemanusiaan dan hadir untuk mengangkat harkat martabat kemanusiaan sesuai perkembangan peradaban zaman. Inti ajaran Islam adalah kemanusiaan.
"Saya mengajak kepada penyuluh; saudaralah yang berada di garda terdepan untuk senantiasa menjaga dan memelihara warisan peninggalan yang baik baik dari para pendahulu," kata Menag.
Menurut Menag, apa yang telah diraih bangsa Indonesia dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang dikenal dunia tidak bisa lepas dari nilai-nilai agama adalah buah dari apa yang disemai oleh para pendahulu.
Karena itu, menjadi tugas bangsa saat ini untuk melahirkan nilai-nilai maslahat atau inovasi sesuai konteks kekinian. Islam sangat peduli dengan aspek sosial dan semua itu bermuara pada kemanusiaan. Itulah esensi Islam di tengah kemajemukan.
Malam anugerah penyuluh agama Islam Teladan 2019 dihadiri para penyuluh dari berbagai provinsi, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi dan Kepala Kankemenag Kab/Kota, serta para bupati dan wali kota.
Kepada para peraih anugerah Penyuluh Teladan Nasional 2019, Menag mengajak untuk memaknai anugerah sebagai kehormatan dan kemuliaan dalam menjalani tugas fungsi penerangan dan penyuluh kepada umat Islam. Ia juga mengimbau kepada penyuluh untuk mengedepankan rasa syukur dengan menjalani fungsi dan tanggung jawab sebagai penyuluh agama Islam sesuai esensi agama itu sendiri.
"Saya ikut merasakan problematika yang dihadapi para penyuluh agama Islam di lapangan dan saya sangat menyadarinya. Dan itu menjadi tanggung jawab kami dalam mencari solusinya," ucap Menag.
Berikut daftar penyuluh agama Islam PNS dan Non PNS peraih anugerah Penyuluh Teladan tahun 2019 untuk kategori Terbaik dan Harapan:
Penyuluh Agama Islam PNS:
- Terbaik I, Aiman Sholeha, utusan Provinsi Lampung
- Terbaik II, Shohibul Izhar, utusan Provinsi Jawa Timur
- Terbaik III, Siti Murdlijati Fauziah, utusan DKI Jakarta
- Harapan I, Moh Rosihin, utusan Provinsi Bali
- Harapan II, Nur Budi Handayani, utusan Provinsi Jawa Tengah
- Harapan III, Muhammad Kastawi, utusan Provinsi Sumatera Selatan
Penyuluh Agama Islam Non-PNS:
- Terbaik I, Heri Putra Effendi, utusan Provinsi Bengkulu
- Terbaik II, Ratna Ulfatul Fuadiyah, utusan Provinsi Jawa Tengah
- Terbaik III, Muhammad Faizin, utusan Provinsi Gorontalo
- Harapan I, Ahmad Syarif Fathoni, utusan Provinsi Jawa Timur
- Harapan II, Wahyu Hasanah, utusan Provinsi D.I Yogyakarta
- Harapan III, Ida Widaningsih, utusan Provinsi Jawa Barat.