REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Abdul Somad (UAS) menyadari ada banyak jamaahnya yang merekam video ceramahnya soal salib dan patung. Karena itu, UAS mengaku tidak mungkin meminta seluruh jamaahnya mematikan ponsel atau kameranya agar tidak melakukan perekaman video.
"Saya di mana-mana ceramah tak mungkin saya tanya (katakan), matikan HP satu-satu. Tak mungkin juga saya buat perjanjian, semua yang mau masuk tanda tangan materai 6.000 tidak boleh disebarkan," kata UAS dalam konferensi pers di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta, Rabu (21/8).
UAS memenuhi undangan MUI untuk memberi penjelasan terkait polemik rekaman video ceramahnya soal salib dan patung tiga tahun lalu yang sekarang berujung pada pelaporan ke polisi. Dia tiba di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, pada pukul 15.48 WIB, Rabu (21/8).
Ustaz Abdul Somad (UAS) didampingi pengurus MUI usai memberikan keterangan kepada wartawan saat memenuhi undangan MUI di Jakarta, Rabu (21/8).
Ustaz asal Asahan ini datang dengan menggunakan mobil Mitsubishi Pajero Sport warna putih berplat D 1173 AGS. Saat mobil berhenti, terlebih ketika UAS turun, awak media langsung mengerubungi pria yang menempuh pendidikan S1 di Al-Azhar Kairo Mesir itu untuk mengambil gambar maupun video.
UAS yang mengenakan kopiah khasnya dan baju koko putih lengan panjang ini sesekali melempar senyum kepada seseorang yang hendak menyalaminya. Tak ada sepatah kata pun yang diucap darinya. Dengan kawalan, dia langsung menaiki lift menuju lantai 2 untuk menemui pimpinan MUI.
Usai bertemu pimpinan MUI, UAS menjelaskan kepada awak media soal konteks video ceramah yang viral itu. Dia juga menjawab terkait apakah akan meminta maaf atas ceramah yang disampaikan.