Rabu 14 Aug 2019 18:12 WIB

Ribuan Siswa Berlomba di Kompetisi Sains Madrasah se-Jatim

Kompetisi sains madrasah se-Jatim diikuti 1.254 peserta.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nashih Nashrullah
Ribuan siswa mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM) se-Jawa Timur di Universitas Islam Malang (Unisma), Rabu (14/8).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Ribuan siswa mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM) se-Jawa Timur di Universitas Islam Malang (Unisma), Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Sekitar 1.254 peserta mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM) se-Jawa Timur di Universitas Islam Malang (Unisma), Rabu (14/8). Ribuan peserta lomba yang diadakan Kementrian Agama (Kemenag) Jatim ini terdiri dari siswa MI/SD, MTs/SMP dan MA/SMA.    

Rektor Unisma, Profesor Masykuri, menegaskan, KSM sebagai kegiatan yang luar biasa. Acara ini menjadi satu bukti kepedulian pemerintah dalam menciptakan atmosfer ilmu pengetahuan dan teknologi secara integrasi. "Mengintegrasikan antara sains dan Islam yang sangat terbuka juga untuk umum," jelas Praktisi Pendidikan ini saat membuka acara KSM se-Jatim di Unisma, Malang, Rabu (14/8).   

Baca Juga

Masykuri berharap, keberadaan KSM dapat mengukir sejarah baru. Madrasah harus bisa menjadi selayaknya "gadis cantik" yang diperebutkan masyarakat luas. Untuk mewujudkannya, madrasah tentu harus memikirkan sejumlah upaya dan inovasi.   

Menurut Masykuri, madrasah perlu melakukan kreasi dan inovasi mengontruksi pendidikan. Dalam hal ini untuk mengintegrasikan antara sains dan Islam. Seluruh tujuan ini harus dilakukan dalam konteks nyata.    

Di sisi lain, banyak masyarakat saat ini bertumpu pada madrasah. Mereka ingin anak-anaknya dapat terjaga aman di sekolah yang dipercayainya. Dengan harapan anak-anaknya bisa menghadapi tantangan kehidupan di Indonesia dan dunia.   

Di kesempatan serupa, Wali Kota Malang, Sutiaji menilai pelaksanaan KSM sesungguhnya sesuai dengan era Industri 4.0. Madrasah memang sudah seharusnya berperan aktif dalam memasuki era ini. Apalagi, Jepang telah terlebih dahulu berada di era Industri 5.0. "Dan enggak usah ragu, madrasah pasti bisa menciptakan yang paripurna dan bisa hidup di mana-mana," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement