REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Universitas Islam Indonesia (UII) memulai perkuliahan tahun akademik 2019/2020. Mempertahankan tradisi, UII kembali menerima mahasiswa-mahasiswa yang merupakan hafiz Alquran.
Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Imam Djati Widodo, mengatakan UII menerima total 5.791 cendekiawan muda. Sekitar 51,38 persen laki-laki dan 48,62 persen perempuan.
"Kami ucapkan selamat bergabung sebagai civitas akademika Universitas Islam Indonesia," kata Imam di Auditorium Abdul Kahar Mudzakir, Selasa (13/8).
Dia memberikan apresiasi kepada mahasiswa-mahasiswa baru UII. Pasalnya, mereka telah berkompetisi dengan total 24.173 orang pendaftar yang tercatat tahun ini.
Imam menilai, angka itu menunjukkan tingginya minat pelajar-pelajar untuk menempuh pendidikan tinggi di UII. Belum lagi, dia merasa, proses seleksi mahasiswa baru UII sangat kompetitif.
Ketatnya proses seleksi disebut sebagai tolak ukur awal kualitas pembelajaran yang ada di UII. Kualitas itu selalu ditingkatkan setiap tahunnya.
Selain itu, yang menggembirakan UII mempertahankan tradisi untuk menerima 54 mahasiswa yang merupakan hafiz Alquran. Sebagian dari mereka mendapat keistimewaan dengan beasiswa pendidikan.
"Diharapkan dengan kehadiran para hafiz, suasana keislaman di UII semakin semarak serta tumbuh generasi muda yang cinta Alquran," ujar Imam.
Tahun akademik ini, UII memberikan pula beasiswa dhuafa berupa pembebasan biaya studi dan Dana Catur Darma kepada 39 mahasiswa. Menurut dia, ini merupakan langkah kecil yang dilakukan UII.
Khususnya, dalam membuka kesempatan siswa-siswa berprestasi berkemampuan akademik tinggi dan butuhkan bantuan. Sehingga, biaya sudah semestinya bukan hambatan bagi mereka.
Tidak cuma itu, kata dia, UII menyambut 27 mahasiswa asing yang sudah terdaftar sebagai mahasiswa baru UII. Mereka berasal dari Thailand, Pakistan, Mesir, Yaman, Somalia, dan Afganistan.
Menurut Imam, ini menandakan UII terus jalankan internasionalisasi pendidikan dengan terus menghadirkan mahasiswa-mahasiswa asing. UII memang tidak sekadar tempat kuliah.
"Lebih dari itu, kampus ini kawah candradimuka untuk memupuk semangat kebangsaan dan kebhinekaan," kata Imam.
Selama beberapa tahun terakhir, dia mengungkapkan, pendaftar UII yang berasal dari luar Jawa terus meningkat. Bahkan, hingga ke wilayah-wilayah Indonesia timur seperti Sulawesi dan Papua.
Tahun ini, empat dari 10 provinsi dengan jumlah mahasiswa paling banyak di UII berasal dari luar Jawa. Ada Kalimantan Timur, Riau, Banten, Sumatra Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
"Semoga kita mampu mengemban amanah mulia dalam mendidik dan membina putra-putri yang akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa depan," ujar Imam.