Kamis 01 Aug 2019 20:15 WIB

Pemerintah Tetapkan Idul Adha Bertepatan Ahad 11 Agustus

Perayaan Idul Adha 1440 H berlangsung sama tidak terjadi perbedaan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin (tengah) memberikan keterangan sidang isbat awal Zulhijjah 1440 H di Jakarta, Kamis (1/8).
Foto: Republika/Prayogi
Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin (tengah) memberikan keterangan sidang isbat awal Zulhijjah 1440 H di Jakarta, Kamis (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah menetapkan Idul Adha 10 Zulhijjah bertepatan Ahad 11 Agustus 2019. Penetapan ini dilakukan melalui sidang istbat yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta pada Kamis (1/8).  

Sidang dipimpin Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin mewakili menteri agama yang sedang bertugas sebagai Amirul Hajj di Arab Saudi.   

Baca Juga

"Baru saja kami melaksanakan sidang isbat, sebelum Maghrib kami sudah dipaparkan posisi hilal di mana penetapan posisi hilal tersebut telah ditetapkan hilal berdasarkan hisab di atas ufuk 2 derajat 4 menit sampai 3 derajat 57 menit," kata Amin saat konferensi pers di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, Kamis (1/8).  

Dia menyampaikan, dari rukyatul hilal yang dilakukan di 92 titik, sebanyak sepuluh titik melihat langsung hilal. Tim rukyatul hilal yang melihat hilal berasal dari Gersik, Jember, Lamongan dan Kudus di Jawa Timur. 

 

Dengan demikian Kemenag memutuskan 1 Zulhijjah jatuh pada Jumat, 2 Agustus 2019, dengan demikian 10 Zulhijjah atau Idul Adha jatuh pada Ahad, 11 Agustus 2019.   

"Insya Allah seluruh ormas Islam sepakat bahwa besok 2 Agustus 2019 adalah awal Zulhijjah 1440 Hijriyah, dan 10 Zulhijjah jatuh pada 11 Agustus 2019," ujarnya.  

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah pada Kemenag, Agus Salim menjelaskan, proses sidang isbat awal Zulhijjah seperti biasa dimulai dengan pemaparan ahli astronomi dari Planetarium Jakarta. Setelah pemaparan, peserta sidang isbat awal Zulhijjah akan menerima laporan tim yang melakukan rukyatul hilal di 92 titik dari seluruh daerah Indonesia.  

Dia menjelaskan, tim rukyatul hilal tersebar di 92 titik dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Rulyatul hilal dilaksanakan Kantor Wilayah Kemenag dan Kemenag di kabupaten/ kota. Mereka bekerjasama dengan peradilan agama dan ormas-ormas Islam serta instansi lain dalam pelaksanaannya. 

"Nanti mereka (tim rukyatul hilal) akan melaporkan ke kita, setelah itu digelar sidang isbat awal Zulhijjah 1440 Hijriyah," ujarnya. 

photo
Direjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin usai memberikan keterangan sidang isbat awal Zulhijjah 1440 H di Jakarta, Kamis (1/8).

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Abdullah Jaidi menambahkan, sidang penetapan awal Zulhijjah sesuai dengan peraturan dan fatwa MUI. Dalam peraturan tersebut dikatakan Kemenag, MUI, dan ormas-ormas Islam bersama-sama menentukan penetapan awal Ramadhan dan Zulhijjah. "Alhamdulillah sampai saat ini Kemenag, MUI dan ormas-ormas Islam selalu bersama-sama, semuanya akan terus merajut kebersamaan," ujarnya.

Abdullah mengingatkan umat Islam yang akan menyongsong Idul Adha untuk merajut kebersamaan demi meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah whatoniyah. Intinya Idul Adha adalah momentum bagi umat Islam untuk melakukan perjuangan dan pengorbanan untuk mencapai cita-cita luhur  

Sidang isbat dihadiri Majelis Ulama Indonesia (MUI), ormas-ormas Islam, para duta besar negara sahabat, komisi VIII DPR RI, pakar falak, pejabat Kemenag, dan tim hisab serta rukyat Kemenag. Turut hadir Mahkamah Agung (MA), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Planetarium.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement