REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka menentukan tanggal 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha, tim falakiyah Jakarta Islamic Center (JIC) melakukan rukyatul hilal di Pulau Karya, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Rukyatul hilal dilakukan bersama berbagai pihak, yakni tim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Kantor Kementerian Agama Kepulauan Seribu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, Koramil Kepulauan Seribu, dan Pengadilan Agama Jakarta Utara.
"Dari data astronomis dan ephemeris, ketinggian bulan dari markas hisab di Pulau Karya, Kepulauan Seribu saat matahari ghurub 29 Dzulqaidah 1440H menarik untuk dirukyat. Posisinya 3 derajat, 53 menit, 44 detik. Sementara, umur bulan kurang dari delapan jam," ujar Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan JIC, Rakhmad Zailani Kiki, Kamis (1/8).
LAPAN disebut mempunyai kriteria tinggi bulan minimal 3 derajat. Karenanya, Tim Falakiyah JIC bersama LAPAN akan melakukan rukyatul hilal untuk penentuan 1 Dzulhijjah 1440 Hijriah di Pulau Karya. Nantinya, hasil kegiatan ini akan terhubung langsung dengan Sidang Istbat yang digelar Kementerian Agama.
Zailani Kiki juga menyebut rukyatul hilal di Jakarta dan wilayah Indonesia bagian barat lainnya sangat menentukan untuk penentuan 1 Dzulhijjah 1440H. Sebab, dari hasil hisab ephemeris di Indonesia bagian timur, ketinggian bulan di bawah 2 derajat saat matahari ghurub pada sore hari.
Untuk wilayah Jakarta dan Indonesia bagian barat lainnya, hilal di atas 3 derajat bahkan mendekati 4 derajat. Namun demikian, umur hilal masih kurang dari 8 jam, dan elongasi kurang dari 3 derajat (1,5 derajat) yang tidak sesuai dengan ketentuan MABIMS.
"Ini tentu sangat besar peluangnya hilal tidak terlihat sore ini dan bulan Dzulqaidah bisa diistikmalkan menjadi 30 hari. Karenanya JIC melakukan ikhtiar dengan LAPAN yang membawa alat canggih dan empat orang ahli berikhtiar melakukan rukyatul hilal sore ini di Pulau Karya. Mohon doanya," lanjut Kiki.