Rabu 17 Jul 2019 19:19 WIB

Mengenal KH Mas Abdurrahman, Ulama Kharismatik dari Menes

KH Mas Abdurrahman berperan penting dalam memajukan duia pendidikan di Indonesia

Dakwah
Foto: wordpress.com
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Namanya memang tak setenar KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama). Namun demikian, kontribusinya bisa disejajarkan dengan kedua nama tokoh besar Islam di nusantara tersebut. KH Mas Abdurrahman berperan penting dalam memajukan duia pendidikan di Indonesia, terutama di wilayah Banten.

Salah satu kontribusinya dalam bidang pendidikan adalah perguruan pendidikan Islam Mathla'ul Anwar (MA) yang terletak di Menes, Pandeglang, Banten. Hingga kini perguruan MA itu masih berdiri kokoh dan sudah menyebar ke penjuru nusantara. Kini MA mendirikan lembaga pendidikan mulai TK hingga perguruan tinggi.

Siapakah sebenarnya sosok KH Mas Abdurrahman ini? Dia adalah salah seorang pendiri organisasi Mathla’ul Anwar (MA). Bersama sembilan tokoh Islam lainnya, KH Mas Abdurrahman mendirikkan Mathla’ul Anwar, yang berarti Tempat Terbitnya Cahaya.

KH Mas Abdurrahman dilahirkan di daerah Janaka, Pandeglang. Mengenai tahun kelahirannya, terdapat beberapa versi. Muhammad Idjen, dalam bukunya berjudul KH Mas Abdurrahman: Ulama Besar Kharismatik Dari Tutugan Gunung Aseupan, mengungkapkan bahwa Kiai Mas Abdurrahman dilahirkan pada 1882 di Kampung Janaka, tepatnya di lereng Gunung Aseupan, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, dan wafat 1943.

Muhammad Nahid Abdurrahman dalam bukunya KH Abdurrahman Pendiri Mathla'ul Anwar menyebutkan bahwa KH Mas Abdurrahman lahir sekitar 1875 dan wafat pada 16 Agustus 1944 dan dimakamkan di Cikaliung Sodong, Kecamatan Saketi, Pandeglang, atau sekitar lokasi Perguruan Tinggi Mathla'ul Anwar.

Sementara itu, dalam buku berjudul Dirasah Islamiyah I: Sejarah dan Khittah MA yang diterbitkan Pengurus Besar Mathla'ul Anwar disebutkan bahwa KH Mas Abdurrahman lahir pada 1868 dan wafat 1943.

Ayah KH Mas Abdurrahman bernama KH Mas Jamal, adalah sosok orang tua yang memiliki keinginan tinggi agar anaknya menjadi seorang ulama dan pendidik dalam memajukan umat. Karena pada saat itu kondisi bangsa Indonesia sedang kacau akibat penjajahan Belanda. Keluarga KH Mas Jamal berasal dari kalangan taat ibadah, bertekad untuk menyebarkan ajaran Islam dan memajukan pendidikan umat.

Untuk menularkan keilmuan yang dimilikinya, KH Mas Jamal menekankan pentingnya ajaran agama bahkan mengajar mengaji kepada putranya, KH Mas Aburrahman. Karenanya, KH Mas Abdurrahman kerap ikut mengaji bersama ayahnya, meski harus mendaki gunung. Terkadang, sang ayah terpaksa menggendongnya, karena tidak kuat naik gunung.

KH Mas Abdurrahman pernah belajar pada KH Shahib. Setelah cukup dewasa, ia dimasukkan ke sebuah Pondok Pesantren Alquran yang berada di daerah Serang. Di sini, ia berada di bawah bimbingan KH Ma'mun yang merupakan seorang guru spesialis dalam bidang Alquran.

Saat usia 10 tahun, ayahnya pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Namun, di saat sedang melaksanakan haji, sang ayah meninggal. Jasadnya kemudian dikuburkan di Tanah Suci.  Kendati demikian, peristiwa tersebut tidak membuatnya larut dalam kedukaan. Sebaliknya, ia selalu berdoa agar bisa pergi ke tanah suci yang tujuannya untuk ibadah haji, menuntut ilmu, dan melihat makam ayahnya.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement