REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan berusia 52 tahun ini setiap hari menjual koran di sekitar kampus B Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur. Setiap hari, dia menempuh jarak sekira enam kilometer dari tempat tinggalnya menuju kampus B Universitas Airlangga. Biasanya, dia diantar oleh suaminya yang bekerja sebagai tukang becak dan buruh serabutan.
Perempuan itu bernama Ngatema. Dia tinggal berdua dengan suaminya di rumah petakan kecil berukuran 2,5 x 1,5 meter persegi. Letaknya di pinggiran sungai daerah Sidoyoso.
Petakan kecil tersebut diperolehnya dengan harus membayar uang sewa Rp 300 ribu setiap bulan. "Saya tabung Rp 10 ribu sehari supaya bisa bayar uang kos," kata Ngatema kepada tim Dompet Dhuafa Jawa Timur, seperti dikutip dari keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (24/7).
Dompet Dhuafa membantu ibu Ngatema (52 tahun), penjual koran, yang memiliki tanggungan tiga orang cucu di Surabaya. (Dok Dompet Dhuafa)
Jika korannya laku habis, Ngatema bisa mendapatkan uang Rp 25 ribu dalam satu hari. Namun, jika sebaliknya, dia menjual koran sisa kepada tukang loak seharga Rp 4.000 per kg.
Adapun suaminya, Rahmad, memiliki penghasilan yang tidak menentu. Becak memang sulit bersaing, apalagi di tengah maraknya alat angkut ojek online.
Hal yang lebih memprihatinkan, Ngatema dan Rahmad juga memiliki tanggungan tiga orang cucu. Dua diantaranya sedang menempuh pendidikan. Salah satunya bernama Riko (13), yang baru diterima di SMP 23 Surabaya.
"Iya mas, Riko belum (beli) baju, biaya untuk baju saja Rp 1,5 juta mas," ujar Ngatema saat bercerita kepada tim Dompet Dhuafa Jawa Timur.
Dia menuturkan, Riko adalah anak yang berprestasi. Sejak duduk di sekolah dasar (SD), Riko sering ikut lomba pencak silat dan pernah menjadi juara. "Kemudian ikut lomba band, kalau menang lomba, bisa buat tambahan beli buku dan jajan mas," kata Ngatema.
Dompet Dhuafa membantu ibu Ngatema (52 tahun), penjual koran, yang memiliki tanggungan tiga orang cucu di Surabaya. (Dok Dompet Dhuafa)
Perjuangan Ngatema untuk mendapat rezeki halal sambil terhimpit kebutuhan ekonomi membuatnya menangis haru ketika mendapat bantuan dari Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa Jawa Timur memberi bantuan berupa biaya hidup dan bantuan biaya pendidikan untuk Riko.