REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim dari Kementerian Agama (Kemenag) telah melakukan investigasi terkait foto para siswa-siswi MAN 1 Sukabumi, Jawa Barat, yang mengibarkan bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Bagaimanapun, Kemenag sejauh ini masih melakukan penelusuran, termasuk mengantisipasi bila terdapat unsur pidana dari kasus tersebut. Kalaupun unsur-unsur melanggar aturan hukum ditemukan, pihaknya akan menyerahkan urusan tersebut ke kepolisian.
“Kami masih terus melakukan penelusuran untuk mendapatkan data lebih komprehensif. Jika ternyata ditemukan unsur pidana, kami serahkan kepada penegak hukum," ujar Direktur Kurikulum, Sarana, Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kemenag, Ahmad Umar, saat dihubungi, Senin (22/7).
Ia menegaskan, pihaknya menaruh perhatian yang serius terhadap kasus tersebut. Umar menambahkan, Kemenag kini sedang menggencarkan internalisasi nilai-nilai agama yang selaras dengan keindonesiaan, terutama di lingkungan lembaga pendidikan.
Kemenag sejak Ahad (21/7) telah melakukan “penanganan serius” kepada pihak sekolah dan siswa yang mengibarkan bendera tauhid tersebut. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kepala Kantor Wilayah Kemenag setempat.
Dari hasil verifikasi sejauh ini, lanjut Umar, tidak ditemukan adanya indikasi keterkaitan pengibaran bendera tauhid itu dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Menurutnya, kejadian ini lebih disebabkan para murid itu kurang mengerti soal sensitifnya penggunaan bendera yang “mirip” dengan bendera HTI.
“Dari penjelasan mereka (murid-murid MAN 1 Sukabumi –Red), mereka tidak sadar itu akan mengundang hal yang berisiko. Hanya semangat syiar. Mereka hanya melihat bendera itu sebagai kalimat tauhid. Sementara kesimpulan kami, tidak ada indikasi terkait dengan HTI," papar Umar.
Umar menjelaskan, kegiatan yang direkam dalam foto itu berlangsung pascamasa ta'aruf siswa MAN 1 Sukabumi, sejak Senin (15/7) hingga Kamis (18/7) lalu. Pada Jumat (19/7), pihak sekolah setempat mengadakan masa pengenalan organisasi ekstrakurikuler (ekskul). Para siswa-siswi pun berupaya menarik simpati anggota baru. Untuk itu, mereka membuat banyak aksesoris, di antaranya adalah bendera tauhid tersebut.