Ahad 21 Jul 2019 23:16 WIB

Mengendalikan Syahwat Makan

Dalam Islam, makan mesti terkendali dan dilakukan dengan adab sesuai tuntunan Nabi

Ilustrasi Makanan Sehat
Foto: pixabay
Ilustrasi Makanan Sehat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nur Suharno     

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al-A’raf [7]: 31).

Baca Juga

Makna ‘janganlah berlebih-lebihan’ dalam ayat di atas sebagaimana dijelaskan dalam Alquran dan terjemahannya adalah janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.

Terkait hal itu, Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada sesuatu yang lebih buruk untuk dipenuhi oleh seseorang selain perutnya, padahal cukup beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Bila terpaksa ia lakukan, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR Ahmad, Nasa’i, Tirmidzi, dan beberapa perawi lainnya).

Makan secara berlebihan dapat menyebabkan kelambanan dan kelebihan beban pada pencernaan serta fermentasi makanan dalam perut. Hal ini terkadang bisa mengakibatkan luka dan peradangan pada perut, kerongkongan, dan usus dua belas jari.

Hilmy al-Khuly dalam bukunya Mukjizat Kesembuhan Dalam Gerakan Shalat, menyebutkan, bila perut dipenuhi oleh makanan, kemudian timbul proses fermentasi di dalamnya, maka dapat menimbulkan berbagai efek negatif, yaitu in’ikas ashabiy (refleks gerak pemantulan dan pembalikan saraf) terhadap kondisi jantung; idhthirab al-qalb (denyut jantung berdebar-debar) yang tekanannya bisa menurun dan bisa pula meninggi; dan terjadinya kejang jantung.

Karena itu, Rasulullah SAW memberikan tuntunan dalam menyantap makan sebagai upaya mengendalikan syahwat makan. Pertama, qul bismillaahi, ucapkanlah bismillah ketika hendak makan. Kedua, kul biyamiinika, makanlah dengan tangan kananmu. Dan ketiga, kul mimmaa yaliika, makanlah yang terdekat denganmu. (HR Muslim).

Dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda, "Kami adalah kaum yang tidak akan makan sampai kami merasa lapar. Jika kami makan, maka kami makan tidak sampai kenyang. (Rasulullah juga bersabda) Tinggalkanlah makanan (justru) ketika engkau sangat menginginkannya.”

Dengan demikian, melalui pengendalian syahwat makan ini, kita akan terhindar dari berbagai macam penyakit yang mengancam kehidupan. Sebab, perut adalah sarangnya penyakit, sebagaimana dikatakan Harits bin Kaldah, seorang tabib bangsa Arab, Diet (mengatur pola makan) adalah pokok segala pengobatan, sedangkan perut adalah sarang penyakit. Oleh karena itu, kembalikanlah tubuh pada kebutuhan proporsionalnya.” Wallahu a’lam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement