Selasa 16 Jul 2019 17:00 WIB

Warga Hebron Perajin Kaca Terbaik

kerajinan kaca dari Hebron diekspor ke berbagai negara di Timur Tengah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Traditional Palestinian 'Mesaharaty' passes by houses to wake people up shortly before dawn for their 'Sohour' (last meal before the beginning of fasting in Ramadan) in the Casbah area of the West Bank Old City of Hebron, 29 May 2018. Mesaharaty passes before dawn every day of the month of Ramadan beating a drum to a simple rhythm, calling on people to wake up for some last-minute eating.'Mesaharaty' (petugas yang membangunkan warga untuk bersahur) membangunkan warga Casbah di Kota Tua Hebron - Tepi Barat. Mereka menabuh alat musik perkusi dan tetabuhan lain membangunkan warga selama Ramadhan.
Foto: ABED AL HASHLAMOUN/EPA EFE
Traditional Palestinian 'Mesaharaty' passes by houses to wake people up shortly before dawn for their 'Sohour' (last meal before the beginning of fasting in Ramadan) in the Casbah area of the West Bank Old City of Hebron, 29 May 2018. Mesaharaty passes before dawn every day of the month of Ramadan beating a drum to a simple rhythm, calling on people to wake up for some last-minute eating.'Mesaharaty' (petugas yang membangunkan warga untuk bersahur) membangunkan warga Casbah di Kota Tua Hebron - Tepi Barat. Mereka menabuh alat musik perkusi dan tetabuhan lain membangunkan warga selama Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nazmi al-Jubeh, sejarawan sekaligus ar keolog yang mengajar di berapa universitas di Yerusalem dan Ramallah mengatakan, industri kaca memiliki efek yang luar biasa pada pertumbuhan ekonomi Kota Hebron pada abad ke-13. Pertumbuhan ekonomi terjadi karena industri kaca tersebut menyuburkan hubungan dagang dengan Suriah, Yordania, dan Mesir. 

Pada abad ke-14, kerajinan kaca dari Hebron diekspor ke berbagai negara di Timur Tengah. Barang-barang pecah belah itu di angkut dengan karavan yang dijaga ketat. Sebelumnya, barang-barang itu dikemas dalam kota-kotak kayu yang dirancang khusus untuk melindunginya. 

Di abad pertengahan, reputasi Hebron sebagai penghasil kerajinan kaca masyhur ke berbagai belahan dunia. Tak heran, banyak orang dari mancanegara, termasuk mereka yang beragama Kristen, melancong ke Hebron untuk melihat geliat industri kaca secara lebih dekat. 

Salah satunya adalah biarawan Franciscan Niccolò da Poggibonsi yang mengunjungi dan sempat tinggal di Hebron pada tahun 1345 dan 1350. Dalam catatan perjalanannya ia menulis, orang-orang Hebron merupakan pembuat karya seni dari kaca yang hebat. 

Kemudian, pada akhir abad ke-15, biarawan Jerman, yakni Felix Faber dan temantemannya juga berdiam di kota kuno ini. Felix menggambarkan bagaimana mereka keluar dari penginapan dan melewati sebidang jalan panjang di kota ini yang penuh dengan perajin kaca. 

"Di tempat itulah kaca dibuat, bukan kaca bening, tetapi hitam, dan warna-warna antara gelap dan terang,'' kata Felix seperti dilansir laman aramcoworld.com. 

Pada abad ke-16, ekspansi Kesultanan Turki Utsmani ke Palestina membuat perda gangan kerajinan kaca berkembang hingga ke Turki. Berkat aktivitas perdagangan ini pula, komunitas ekspatriat asal Hebron bisa ditemui di berbagai negara seperti Mesir dan Yordania. 

Pada sekitar tahun 1740, menurut penu turan wisatawan Italia, Giovanni Mariti, bisnis kaca buatan Hebron kian berkembang. Seki tar 141 tahun setelah itu, tepatnya pada tahun 1881, orang Eropa lainnya, Alberto Bacchi della Lega menyatakan hal yang sama. "Seni pembuatan kaca masih terus ber kembang di sana,'' kata dia. 

Sebuah catatan pengadilan Islam pada akhir abad ke-19 menyebut, ada 11 pabrik pem buat kaca di Hebron. Barulah pada awal abad ke-20, industri kaca Hebron disaingi secara ketat oleh pasar Eropa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement