REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: KH Didin Hafidhuddin
Di dalam Alquran banyak dikemukakan ayat yang mengkaitkan secara langsung antara harta dengan anak. Dalam QS 64:15, misalnya, Allah berfirman, Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu. Dan disisi Allah-lah pahala yang besar. Sementara dalam QS 18:46, Tuhan juga berfirman, Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Dari ayat-ayat itu dapat ditarik pelajaran berharga untuk menata kehidupan ke arah yang lebih baik dan lebih bermanfaat di sisi-Nya. Bahwa kecintaan manusia pada harta dan pada anak adalah relatif sama. Seorang manusia yang sehat jasmani dan ruhaninya pasti akan mencintai anaknya persis sama dengan kecintaan pada hartanya.
Karena itu, Alquran tidak melarang manusia mencintai keduanya, hanya saja kecintaan tersebut tidak boleh melebihi kecintaan kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya, sebagaimana tergambar dalam firman-Nya, QS 9:23-24. Karena kecintaan yang tidak terkendali kepada keduanya, sering seseorang mengorbankan harga diri, akhlak, dan kejujurannya, bahkan tidak jarang mengorbankan akidah dan keyakinannya.
Penyakit KKN yang kini berjangkit begitu dahsyatnya pada hampir semua lini kehidupan dan semua tingkat pada masyarakat kita sering pula didorong secara kuat oleh kecintaan yang tanpa batas kepada keduanya.
Karena itu, ayat tersebut mengingatkan kita bahwa harta dan anak, di samping sebagai nikmat dan karunia Allah SWT yang bisa dijadikan sebagai perhiasan hidup yang indah, juga sebagai batu ujian keimanan dan kehidupan. Kesadaran ini akan mendorong seseorang untuk hanya mengusahakan dan mendapatkan harta yang halal, baik substansi maupun cara mendapatkan, dan akan memanfaatkannya sesuai dengan aturan, norma, dan etika Islam.
Demikian pula anak dan keturunannya akan dianggapnya sebagai amanah dari Allah SWT yang harus dijaga, dipelihara, dan dididik dengan pendidikan yang sesuai dengan aturan dan kehendak-Nya. Dengan demikian, maka harta dan anak, di samping sebagai perhiasan hidup yang indah di dunia, juga akan menjadi perhiasan yang indah di hadapan Allah SWT kelak kemudian hari.