Kamis 11 Jul 2019 03:42 WIB

DMI Tanggapi Pelarangan Pengajian Hanan Attaki

DMI harap larangan pengajian Hanan diselesaikan secara tabayun.

Rapat Pengurus DMI. Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafruddin (tengah) saat memimpin rapat di kantor pusat DMI di Jakarta Pusat, Rabu (10/7).
Foto: Republika/Fakhri Hermansyah
Rapat Pengurus DMI. Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafruddin (tengah) saat memimpin rapat di kantor pusat DMI di Jakarta Pusat, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin menanggapi pelarangan pengajian terhadap ustaz Hanan Attaki. Ia meminta semua pihak untuk tidak memperbesar masalah dan menyelesaikannya dengan cara yang damai melalui tabayun atau klarifikasi.

"Tidak ada saling halang menghalangi, ini semuanya yang penting menuju kebaikan, tidak menuju keburukan," katanya usai memimpin rapat harian DMI di Kantor Pusat DMI di Jakarta, Rabu (10/7). Pernyataan itu disampaikan mantan Wakil Kepala Polri (Wakapolri) periode 2016-2018 itu menanggapi berita tentang larangan dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Tegal, Jawa Tengah, terhadap ustaz Hanan Attaki untuk hadir dalam pengajian di Tegal, Jawa Tengah.

Baca Juga

Pada Ahad (7/7) Hanan Attaki sudah terjadwal akan memberikan pengajian dengan tema "Sharing Time Menjemput Keajaiban dalam Ujian" di Hotel Bahari Inn, Kota Tegal. Jamaah yang akan menghadiri pengajian, termasuk Hanan Attaki juga sudah tiba di lokasi kegiatan.

Tetapi, GP Ansor Kota Tegal berkirim surat dan menyatakan keberatan dengan adanya pengajian tersebut dan menyebut ceramah Hanan Attaki provokatif. Acara kemudian dibatalkan.

Syafruddin, yang juga juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) menegaskan bahwa penyelesaian masalah dengan cara yang damai, selain melalui tabayun, juga bisa melalui penegakan hukum ataupun melalui kompromi. Ditegaskannya bahwa sesama umat Islam harus menjaga kerukunan satu sama lain dan juga dengan umat yang lain demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

"Umat Islam harus rukun, bersatu dan saling pengertian satu sama lain," katanya. Ia juga berpesan kepada sesama umat Islam untuk tidak saling menjelekkan satu dengan yang lain.

"Karena umat Islam adalah umat agama yang besar, agama yang 'rahmatan lil alamin'," katanya. Islam, kata dia, diturunkan oleh Allah SWT untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.O leh karena itu, ia meminta kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan tidak saling mencemooh satu sama lain, terlebih lagi bersengketa satu dengan yang lain.

Ustad Hanan Attaki, karib disebut UHA, adalah pendiri Komunitas Pemuda Hijrah yang berpusat di Bandung. Bernama lengkap Tengku Hanan Attaki, pria kelahiran Aceh pada 31 Desember 1981 itu adalah lulusan Program Studi Tafsir Al Quran di Fakultas Ushuluddin, Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.

Ia pernah menjuarai lomba MTQ di Aceh sejak usia SD dan sempat "nyantri" di Pesantren Ruhul Islam. Ceramah-ceramahnya diminati generasi milenial karena dikemas dengan kondisi kekinian, termasuk melalui media sosial. Salah satunya melalui YouTube yang bisa diakses secara luas.

Syafrudin sebelumnya menggelar rapat harian DMI yang membahas rencana dewan pengurus untuk menyelenggarakan seminar bertema "Islam Rahmatan lil Alamin" yang akan digelar di Hotel Grand Sahid Jakarta pada 17 Juli 2019. Seminar tersebut direncanakan akan digelar bersamaan dengan milad DMI yang ke-46 dan akan dihadiri seluruh perwakilan ormas Islam, termasuk juga tokoh-tokoh keagamaan dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement