REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Zakat Infak dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) telah menghimpun lebih dari Rp 1 miliar untuk donasi program pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia-Hebron, Yarusalem, Palestina. Penggalangan dana untuk donasi itu dilakukan saat bulan Ramadhan.
“Kita sudah jadi bagian dari program itu. (Penggalangan dana Lazismu) sudah selesai,” kata Direktur Utama Lazismu Hilman Latief kepada Republika.co.id, Selasa (2/7).
Lazismu tinggal menyerahkan hasil penggalangan donasi itu kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hilman menjelaskan target Rp 1 miliar merupakan kesepakatan sejumlah lembaga zakat usai penandatanganan nota kesepahaman dengan MUI. Sebab, MUI tidak memasang target besaran donasi yang harus diserahkan masing-masing lembaga zakat.
“Yang lain juga sama (Rp 1 miliar), karena kita (Lazismu) program Palestina bukan hanya RS. Yang lebih penting itu sebenarnya orang miskinnya yang luka, tapi bukan di Hebron,” kata dia.
Menurut Hilman urgensi donasi lebih dibutuhkan korban tertembak dan keluarga korban yang meninggal dunia. Saat bertemu dengan komunitas Palestina, dia mengatakan bantuan yang lebih dibutuhkan sebenarnya mulai dari pakaian, makanan, kebutuhan sehari-hari.
Hilman mengatakan penggalangan donasi program pembangunan rumah sakit sudah selesai dari Lazismu. Namun, dia mengatakan tidak tertutup kemungkinan lembaga tersebut kembali membuka penggalangan donasi.
Hilman mengatakan donasi sebesar Rp 1 miliar diperoleh dari penggalangan di masjid dan perguruan tinggi Muhammadiyah. Terkait target sebesar Rp 80 miliar, dia mengatakan belum ada permintaan khusus ihwal berapa besaran donasi masing-masing lembaga.
“Kita kan belum tahu per LAZ (Lembaga Amil Zakat) mau diminta berapa, kan nggak ditentukan berapa, itu programnya MUI,” ujar Hilman.