Ahad 30 Jun 2019 09:40 WIB

Merajut Kembali Persaudaraan

Perbedaan adalah rahmat yang mestinya mengikat.

Bendera Indonesia
Bendera Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdillah

Pemilu telah usai. Saatnya kita merekatkan kembali persahabatan yang sempat renggang karena berbeda pilihan. Suasana perpolitikan sungguh panas bahkan setelah pemilu selesai. Perdebatan, fitnah, hoaks, cacian masih berseliweran di dunia maya ataupun dunia nyata.

Ada sebagian dari saudara kita yang bahkan rela memutuskan silaturahim dan menumbuhkan permusuhan karena perbedaan. Padahal perbedaan adalah rahmat yang mestinya mengikat. Jangan jadikan perbedaan pemikiran, pandangan, dan pilihan politik sebagai pemisah di antara kita. Masih banyak titik persamaan yang bisa menjadi payung keharmonisam dan persatuan.

Persaudaraan dan keutuhan sebuah bangsa jauh lebih penting daripada hanya sebatas mengurusi masalah yang bukan esensi. Perkuatlah persatuan dan persaudaraan di antara kita sebagaiamana telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda: "Muslim yang satu dengan Muslim yang lainnya seperti sebuah bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Beliau sambil menjalinkan jari jemari beliau (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis ini, Nabi menganalogikan persatuan seperti halnya bangunan yang akan tetap kokoh jika terus dijaga bersama. Tanpa persatuan, Muslim tidak mempunyai kekuatan dan akan mudah dihancurkan. Seyogianya, orang beriman harus menjadi pelopor yang menyebarkan cinta dan kasih sayang terhadap sesama.

Tidak membiarkan ucapan dan tindakannya melukai saudaranya. Seorang Muslim harus mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Kita juga harus memberikan kebaikan kepada sesama sebagaimana kita juga menyukai kebaikan untuk diri sendiri. Berkaitan dengan hal ini, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai terhadap dirinya sendiri," (HR Bukhari).

Ukhuwah sesama Muslim adalah prasyarat kesempurnaan iman seseorang. Kesempurnaan iman itu ditandai dengan adanya sifat mengasihi saudaranya. Mengenai sifat kasih sayang, Ibnu Qayyim menjelaskan, kasih sayang adalah sifat memberikan manfaat kepada orang lain, yang juga berarti sifat bersusah payah demi memberikan kemudahan kepada sahabat atau menjauhkannya dari bencana.

Demi menjaga persatuan dan persaudaraan, tebarkanlah cinta dan kasih sayang dalam kehidupan kita. Hindarilah perselisihan dan kebencian karena berbeda pilihan. Berdamailah dengan sesama demi kemaslahatan bersama.

Mengenai hal ini, Imam Khalil bin Ahmad menyampaikan kata mutiara yang indah, beliau berkata: "Bumi yang luas masih terlalu sempit untuk diisi oleh dua orang yang saling membenci. Tapi satu jengkal tanah sudah terlalu luas untuk diisi oleh dua orang yang saling mencintai."

Oleh sebab itu, hindarilah permusuhan dan rekatkanlah persaudaraan. Allah SWT berfirman: "Orang-orang yang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah supaya kamu mendapat rahmat," (QS al-Hujurat: 10). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement