Jumat 28 Jun 2019 18:36 WIB

Jejak Intelektual Jabir Ibn Hayyan

Jabir Ibn Hayyan jadikan alkemi dari seni menjadi sains.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jabir Ibn Hayyan al-Kufi (738-813) berasal dari Kufa, Irak. Dialah yang pertama menjadikan alkemi dari seni menjadi sains, yaitu dari  taraf aurifikasi (usaha memproduksi emas atau perak dari logam lain) menjadi kategori eksperimentasi berdasar kuantitatif dengan peralatan yang dibuatnya sendiri.

Hingga kini, aurifikiasi masih ada yang dipakai dalam laboratorium modern. Dalam buku Dari Penakluk Jerussalem Hingga Angka Nol Karya M Shoelhi, dijelaskan beberapa warisan intelektual Jabir Ibn Hayyan. Di Barat, ia dikenal sebagai Geber.

Penjelasan kimia kontemporer tidak jauh berbeda dengan yang diberikan Jabir. Namun, dunia sains Barat tidak memandang Jabir sebagai perintis kimia modern. Kehormatan itu malah diberikan kepada Antoine Lavoiser (1743-94) sebagai pendiri kimia modern. Berikut tiga warisan intelektual Jabir Ibn Hayyan al-Kufi:

Teknik Kimia Modern

Jabir Ibn Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan, dan pengkristalan. Ia menyempurnakan dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi dan oksidasi-reduksi.

Segalanya ini telah dilukiskan teknisnya, praktis hampir semua digunakan sebagai teknik kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dialah yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses penyulingan.

Karya Tulis

Seluruh karya Jabir ibn Hayyan berjumlah lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya beberapa yang bisa diselamatkan sampai pada zaman Renaisans. Di antara bukunya yang terkenal, yaitu al-Hikmah al-Falsafiyah yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin berjudul Summa Perfectionis. Apa yang diuraikan oleh Jabir lebih dari 1200 tahun lalu dinamakan oleh kimia kontemporer sebagai reaksi kombinasi (dua zat bereaksi membentuk produk tunggal).

Teori Keseimbangan

Teori keseimbangan Jabir al-Hayyan merupakan terobosan baru dalam prinsip dan praktik alkemi dari masa sebelumnya. Sangat spekulatif, Jabir telah berupaya mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi.

Sebuah studi mengenai arti klenik dari suatu dan pengaruhnya atas hidup manusia yang diterapkannya dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi. Sistem ini niscaya memiliki arti esoterik karena kemudian telah menjadi pendahulu penulisan jalannya reaksi kimia.

Dengan ditemukannya proses pembuatan asam anorganik oleh Jabir, telah memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Penguraian memanufaktur beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Shunduq al-Hikmah (Rongga Dada Kearifan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement