REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah terus berupaya meningkatkan dan mendorong mutu pendidikan Islam lewat berbagai kebijakan. Salah satunya melalui pengembangan inovasi pembelajaran.
Tahun ini, Kementerian Agama menargetkan lima Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) dari 23 MAN IC di Indonesia melakukan terobosan pembelajaran dengan model e-learning.
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam, Kamarudin Amin saat mengisi Workshop Inovasi Kurikulum Madrasah Angkatan II yang digelar Subdit Kurikulum dan Evaluasi Direktorat KSKK Madrasah. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, pada 24-26 Juni 2019 di Kota Bogor.
"Tahun ini, saya ingin ada 5 MAN IC (dari 23) yang melakukan terobosan pembelajaran dengan model e-learning. Model ini sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan dan mengiringi laju perkembangan era industri 4.0," ujar Kamarudin dalam keeterangan yang didapat Republika, Kamis (27/6).
Workshop Inovasi Kurikulum Madrasah Angkatan II ini diikuti oleh para kepala MAN Insan Cendekia (MAN IC) serta MAN Program Keagamaan (MAN PK).
Menurut Kamarudin, salah satu bentuk kongkrit peningkatan kualitas pendidikan itu adalah perangkat pembelajaran berbasis elektronik. Para peserta didik dibekali dengan gadget tentu tujuannya memudahkan mengakses informasi dan sumber belajar.
"Madrasah keagamaan harus memiliki literasi digital dan menggunakan teknologi informasi. Pembelajaran Tafsir, Hadis dan lainnya juga dapat dikembangkan dengan mengadaptasi kemajuan teknologi," lanjut Dirjen Pendis ini.