REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Muhith Abd Fattah
Anak adalah jantung hati orang tua. Ia merupakan amanat dari Allah SWT dengan fitrah yang dibawanya sejak lahir, yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
Rasulullah SAW bersabda, "Seorang bapak adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap keutuhan fitrah anaknya.''
Imam Ghozali berkata, ''Anak adalah amanat dan hatinya yang suci merupakan mutiara, jika dididik dan dibiasakan melakukan hal-hal yang baik, ia pasti tumbuh berkembang menjadi anak-anak yang saleh.
Tetapi, bila diajarkan hal-hal yang tidak baik atau dibiarkan seperti binatang, ia akan sengsara dan akan hancur, maka peliharalah anak kamu dengan mengajarkan dan mendidik mereka budi pekerti yang luhur dan akhlaq yang mulia.''
Perkembangan seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang paling dekat adalah keluarga, maka kedua orang tua berkewajiban untuk mengerahkan seluruh perhatiannya bagi perkembangan anak-anaknya.
Anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya akan terancam untuk menjadi korban lingkungan lain yang membentuknya di luar kontrol keluarganya.
Bukankah tumbuhan yang ditanam dilahan yang subur dengan pemeliharaan yang cukup akan berbeda dengan tumbuhan yang ditanam di tanah yang tandus dan gersang?
Dalam suatu kisah diceritakan ada seorang bapak yang mengadukan kenakalan anaknya kepada Umar bin Khattab. Lalu Umar bertanya kepada anak itu, ''Mengapa kamu berani sekali dengan orang tuamu?''
Anak itu menjawab, ''Ya Amirul Mukminin apakah seorang bapak memiliki kewajiban terhadap anaknya?''
Umar menjawab, ''Ya, ia harus mencari istri yang saleh yang kelak akan menjadi ibu yang salehah. Ia harus memberinya nama yang baik dan mengajarinya Alquran.''
Lalu anak itu menjawab, ''Ya Amirul Mukinin orang tuaku kalau begitu tidak melaksanakan kewajibannya terhadapku, ibu seorang Zinjiyah milik orang majusi, namaku buruk, dan aku tidak bisa membaca Alquran.''
Mendengar ucapan itu Umar bin Khattab berkata kepada orang tua tersebut, ''Kamulah yang menjadikannya nakal dan sering menyakiti hatimu.''
Maka menjaga agama, keimanan, dan akhlak seorang anak adalah perkara yang mendasar, yang harus diperhatikan secara utuh oleh para orang tua.
Sebab, dari pribadi yang baik akan terbentuk keluarga yang baik, dan keluaga yang baik akan membentuk masyarakat yang baik, dan dari masyarakat yang baik akan terbentuk bangsa dan negara yang baik.
Sudahkah kita menjadikan akhlakul karimah sebagai fokus pembinaan anak-anak kita pada setiap institusi pendidikan, khususnya di lingkungan yang paling dekat dengan anak kita, di rumah kita?
Pendidikan anak yang berbasis akhlak mulia menjadi suatu keharusan. Apabila hatinya baik, seluruh aktivitas yang dilakukannya akan menjadi baik dan apabila hatinya rusak dan penuh penyakit, aktivitas yang dilakukan oleh anggota tubuh yang lain akan rusak.
Allah SWT berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mengerjakan apa yang diperintahkan.'' (QS At-Tahrim: 6) Wallahu a'lamu bish-shawab.